Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Satgas Covid-19 Tegaskan Karantina Ketat Jadi Kunci Cegah Masuknya Varian Omicron

Kompas.com - 24/12/2021, 11:48 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kunci mencegah masuknya lebih banyak kasus Covid-19 varian Omicron adalah dengan melaksanakan karantina yang ketat.

“Baik di tempat terpusat maupun yang karena kewajibannya diperbolehkan karantina mandiri. Serta testing pada saat kedatangan dan di akhir masa karantina,” tegasnya, dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Kamis (21/12/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Ia meminta pemerintah memperketat testing, tracing, dan monitor hasil whole genum sequencing (WGS) pada pelaku perjalanan ke luar negeri untuk mendeteksi dini kasus Omicron dan mencegah semakin meluasnya kasus di tengah masyarakat.

Adapun masyarakat diminta tidak melakukan perjalanan ke luar negeri apabila tidak mendesak. Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah yang bekerja keras mencegah penyebaran kasus Omicron.

Baca juga: Satgas: Vaksin Booster Rencananya Diberikan per 1 Januri 2022, Setelah Terbit EUA dari BPOM

Wiku menjelaskan, pemerintah memiliki keterbatasan sarana, prasarana dan sumber daya untuk menanggulangi kasus Omicron jika kedatangan luar negeri terlampau besar.

Menurut Wiku, potensi meledaknya kasus Omicron mungkin terjadi apabila mobilitas tidak terkendali.

“Ketidakpatuhan protokol kesehatan (prokes) dan mobilitas yang tidak terkendali merupakan situasi yang mendukung kasus, termasuk Omicron, untuk semakin meluas dan berpotensi menimbulkan lonjakan di lokasi lainnya,” papar Wiku, seperti dimuat laman Covid19.go.id, Kamis.

Wiku mengingatkan, masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19 harus tetap patuh menjalankan prokes.

Adapun prokes yang dimaksud sesuai dengan Surat Edaran (SE) No. 16/2021 yang dikeluarkan Satgas Covid-19, yaitu 6M.

Prokes 6M tersebut meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan dengan hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi dan mencegah kerumunan, serta menghindari makan bersama.

“Walaupun kondisi kasus saat ini rendah, namun potensi penularan masih ada,” tegasnya.

Baca juga: UPDATE 23 Desember: Nihil Kasus Baru di Tangsel, 15 Pasien Covid-19 Masih Dirawat

Dalam keterangan pers, ia juga berpesan agar masyarakat tidak pergi ke luar rumah apabila mengalami gejala Covid-19 atau sedang merasa tidak sehat.

“Meskipun kecil, peluang lolosnya orang positif untuk berkeliaran dan berkegiatan di luar rumah masih harus tetap menjadi perhatian,” ujar Wiku.

Ia pun mendorong agar pemerintah terus meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap untuk memaksimalkan proteksi bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com