Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Minta Diingatkan jika Kebijakannya Tak Berperspektif HAM: Peluit Boleh Dibunyikan Keras

Kompas.com - 17/11/2021, 14:12 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pihak untuk mengawasi dan mengingatkan jika kebijakan yang dibuat pemerintahannya tidak berperspektif hak asasi manusia (HAM).

Ganjar menyampaikan hal itu dalam Festival HAM 2021 yang diadakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/11/2021).

“Pada saat kami-kami kemudian mengambil keputusan tidak benar, peluit bapak ibu boleh dibunyikan dengan keras-keras,” kata Ganjar.

Kader PDI-P itu menyampaikan, selama ini pihaknya berusaha untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait pemenuhan HAM.

Ia memberi contoh pernah dihubungi kelompok ibu-ibu yang minta dibantu karena kondisi usahanya berdagang kue tidak laku akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Indonesia Lahir Berlandaskan Penghormatan HAM

“Saya bilang, udah deh butuhnya apa, kalian bisa apa? Dan hebatnya kelompok perempuan ini bisa switching dengan cepat, yang awalnya berjualan kue kemudian menjadi pembuat masker,” paparnya.

Lalu Ganjar bersama Pemprov Jawa Tengah menyediakan wadah dan proyek untuk masyarakat pembuat masker itu.

“Mereka minta proyek pembuatan masker diberikan ke mereka, lalu pemerintah nanti tinggal membagikannya,” ucap dia.

Ganjar menyebutkan, setelah itu kelompok perempuan ini bisa mengembangkan usahanya dan menjual di berbagai marketplace yang ada.

“Akhirnya keluarga mereka survive,” sebut Ganjar.

Namun, di antara kelompok perempuan itu, ada pula yang menentang Ganjar, yaitu Wadon Wadas.

Baca juga: Berebut Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Wadon Wadas adalah kelompok perempuan Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, yang menentang penambangan batu andesit di wilayahnya untuk pembuatan bendungan.

Ganjar mengungkapkan, pihaknya terbuka untuk berdialog dengan Wadon Wadas dalam menyelesaikan konflik penambangan itu.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, yang mau menengahi Pemprov Jawa Tengah dengan Wadon Wadas.

“Kami mau duduk kok, kami ngobrol kok. Mari kita buka datanya dengan baik, agar kemudian tidak ada anasir-anasir negatif, bahwa tidak sepakat tidak apa-apa, karena pengadilan bisa dipakai untuk menyelesaikan,” jelas dia.

“Cuma, dialog menurut saya kok jauh lebih baik,” imbuh Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com