JAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi meminta aparat keamanan memberi jaminan keamanan kepada semua warga agar tidak ada lagi korban jatuh akibat kerusuhan yang terjadi di Yahukimo, Papua.
"Aparat hukum dan keamanan harus bisa memberikan jaminan keamanan kepada semua warga di Distrik Dekai agar tidak lagi ada korban berjatuhan," kata Baidowi dalam keterangan tertulis, Senin (4/10/2021).
Baidowi berpendapat, aparat mesti menunjukkan tindak tegas terhadap oknum-oknum yang sengaja menyulut kerusuhan dan mengambil keuntungan dari situasi tak kondusif.
Baca juga: Bermula Kendaraan Mencurigakan Mondar-mandir, Petugas Tangkap 4 Orang yang Terlibat KKB di Yahukimo
Namun, ia juga mengingatkan agar aparat memperhatikan hal-hal sensitif terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) agar kerusuhan tidak meluas.
"Sehingga dengan kehati-hatian namun tetap mengedepankan proses hukum yang adil tersebut tidak memperluas kerusuhan pada isu SARA yang berpotensi semakin dimanfaatkan oleh KNPB dan kelompok separatis lainnya," ujar Baidowi.
Ia pun berharap agar kerusuhan yang terjadi tidak mengganggu perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang digelar di Provinsi Papua.
Kericuhan pecah di Distik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Minggu (3/10/2021). Sebanyak 6 orang tewas yang salah satunya adalah pelaku penyerangan.
"Masyarakat yang meninggal dunia enam orang yang salah satunya diduga adalah pelaku penyerangan. Seluruh jenazah masih disemayamkan di RSUD Yahukimo," kata Direskrimum Polda Papua Faizal Ramadhani kepada Kompas.com, Minggu.
Baca juga: Kerusuhan di Yahukimo, Pimpinan DPR Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku
Faizal juga mengungkapkan, terdapat ribuan warga yang mengungsi di Mapolres Yahukimo akibat kerusuhan tersebut.
Kericuhan di Yahukimo dipicu oleh kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Busup di sebuah hotel di Jakarta. Namun pihak kepolisian masih menyelidiki lebih dalam terkait dugaan motif tersebut.
Saat ini, Faizal mengatakan pihaknya sudah menangkap 52 orang yang diduga menjadi pelaku penyerangan. Ia menduga ada keterlibatan Komite Nasional Papua Barat (KPNB) dalam peristiwa itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.