Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Minta Mahasiswa yang Ikut Program Terkait Kampus Merdeka Diberi 20 SKS

Kompas.com - 17/09/2021, 17:35 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim meminta para rektor perguruan tinggi memberikan 20 satuan kredit semester (SKS) kepada mahasiswa yang tergabung program Kampus Merdeka.

Sebab, ia menilai, banyak mahasiswa yang mengikuti program terkait Kampus Merdeka namun tertinggal akibat sulit mendapatkan SKS.

"Kalau mahasiswa-mahasiswa masuk dalam program-program yang sudah di-approve oleh Ditjen Dikti, anak itu wajib diberikan 20 SKS dan tidak boleh berdampak kepada jangka waktu kelulusan ini," kata Nadiem dalam dalam Peluncuran Program Kampus Merdeka Pejuang Muda, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Pantau PTM Terbatas di Yogyakarta, Nadiem: Sekolah Bisa Ditutup jika Ada Klaster Covid-19

Nadiem berharap mahasiswa yang mengikuti program Kampus Merdeka terlambat lulus karena mengalami kekurangan SKS di kampus.

“Tidak boleh berdampak kepada jangka waktu kelulusan ini," ucap dia.

Eks CEO Go-Jek ini mengatakan, program-program terkait Kampus Merdeka telah dikurasi oleh Kemendikbud Ristek serta memiliki berbagai manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.

Ia juga menilai program-program tersebut sudah dipastikan memiliki nilai kompetensi, diantaranya entrepreneurship, kemandirian, kreativitas, gotong-royong, spiritualitas dan moralitas.

"Program-program yang sudah diapprove oleh Dikti itu statusnya dia bypass dari pada prodinya itu. Sudah dikurasi program-program seperti programnya Kemensos (Kementerian Sosial) ini," ucap Nadiem.

Baca juga: Libatkan Mahasiswa Perbaiki DTKS, Kemensos dan Kemendikbud Ristek Buat Program Kampus Merdeka Pejuang Muda

Diketahui, Kemensos menggandeng Kemendikbud Ristek baru saja meluncurkan Program Kampus Merdeka Pejuang Muda secara virtual, Jumat (17/9/2021).

Program tersebut diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang dapat memberikan solusi tepat dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Sementara itu, Kampus Merdeka ini merupakan salah satu program dari Konsep Merdeka Belajar yang diluncurkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.

Program Kampus Merdeka memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan definisi SKS.

Baca juga: KSP: Presiden Jokowi Ingin Program Merdeka Belajar Tingkatkan Daya Saing Industri

Secara keseluruhan Kampus Merdeka berupaya membuat proses pembelajaran di perguruan tinggi menjadi lebih otonom dan fleksibel.

"Ini tahap awal untuk melepaskan belenggu agar lebih mudah bergerak. Kita masih belum menyentuh aspek kualitas. Akan ada beberapa matriks yang akan digunakan untuk membantu perguruan tinggi mencapai targetnya," kata Nadiem dalam acara Peluncuran program Kampus Merdeka di rapat koordinasi kebijakan pendidikan tinggi di Gedung D kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com