JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyebut, tak kurang dari 68 juta siswa-siswa pendidikan dasar hingga tinggi yang terdampak pandemi Covid-19.
Mereka pun terpaksa harus melakukan pembelajaran jarak jauh dengan mengandalkan akses internet dalam pelaksanaannya.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono mengatakan, lebih dari 200 negara di dunia, termasuk Indonesia terpaksa menutup sekolah tatap muka dan melakukan pembelajaran daring.
"Setidaknya 68 juta siswa pendidikan dasar dan pendidikan tinggi terdampak pandemi Covid-19. Mereka terpaksa harus melaksanakan pembelajaran secara daring," kata Agus dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Minggu (29/8/2021).
Baca juga: Anies Sebut Pembelajaran Tatap Muka Akan Digelar di 610 Sekolah Mulai 30 Agustus
Oleh karena itu, masuk akal bila pelajar menuntut bantuan pulsa untuk internet berdasarkan survei yang dilakukan oleh sejumlah pihak.
Saat ini, ada sekitar 46.000 satuan pendidikan baik sekolah maupun madrasah yang belum memiliki akses listrik dan internet. Termasuk, belum memiliki gawai dan kemampuan membeli pulsa.
"Masalah ini sangat kompleks, apalagi belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir," kata dia.
Dengan demikian, menurut Agus, satu-satunya pilihan agar pendidikan anak Indonesia tidak tertinggal pada masa pandemi ini adalah dengan mempercepat konektivitas atau akses internet di seluruh satuan pendidikan.
Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Pemkot Depok Akan Cek Kesiapan Sekolah
Agus mengatakan, kondisi pandemi ini merupakan sebuah kesempatan agar semua pihak bisa melakukan lompatan. Tidak terkecuali dalam bidang pendidikan.
“Sebab kalau tidak, kita bisa menghadapi lost of generation," kata Agus.
Saat ini pemerintah telah memberikan alokasi anggara sebesar Rp 8 triliun untuk pulsa dalam rangka mendukung pembelajaran daring tersebut.
Namun menurut dia, jumlah tersebut masih belum cukup untuk dapat mencegah generasi Tanah Air mengalami lost of generation.
Ditambah lagi, pembelajaran daring dinilai kurang efektif dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak.
"Jadi solusi yang diharapkan bisa menyelamatkan saat ini adalah melalui kegiatan vaksin guru dan dosen. Dengan itu, kegiatan pembelajaran tatap muka dapat berangsur-angsur kembali," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.