Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut Indonesia Akan Kedatangan 300 Juta Dosis Vaksin pada Agustus-Desember

Kompas.com - 06/08/2021, 16:07 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan Indonesia akan kedatangan 300 juta dosis vaksin pada Agustus hingga Desember yang tiba secara berkala.

"Kurang lebih 300 juta dosis akan kita terima, mulai Agustus sampai dengan Desember," kata  Nadia dikutip dari Antara, Jumat (6/8/2021).

Menurut Nadia, jumlah tersebut akan memengaruhi kegiatan penyuntikan vaksin hingga dua kali lipat yang sudah berlangsung sejak 13 Januari hingga saat ini.

Baca juga: Kekurangan Stok Vaksin Hambat Vaksinasi di Babel, Kapan Bisa Dikirim?

Sejak kurun waktu tersebut, kata Nadia, pemerintah telah memberikan suntikan vaksin kurang lebih 69 juta dosis.

"Kalau kita lihat yang mendapatkan dosis kedua jumlahnya sekitar 23 persen, sedangkan dosis pertama tentunya lebih besar," katanya.

Angka tersebut, menurut Nadia baru menyentuh kisaran 60 hingga 70 juta dosis vaksin dari total vaksin yang sudah dikirim produsen ke Indonesia yang berkisar 152 juta dosis.

Nadia mengatakan dibutuhkan 416 juta dosis vaksin, dengan asumsi dua dosis vaksin per peserta, untuk memenuhi target suntikan kepada 208 juta masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi.

Nadia mengatakan Kemenkes tengah membahas strategi percepatan vaksinasi untuk mencapai target 2 juta dosis penyuntikan per hari hingga Desember.

Baca juga: Menlu Dorong Peningkatan Kapasitas Produksi Vaksin Covid-19 untuk Percepat Vaksinasi Global

"Setelah kita bisa mengendalikan peningkatan kasus yang terjadi di awal Juni sampai Juli, kita sekarang sudah harus kembali lagi untuk menyusun langkah-langkah dan strategi supaya kita bisa menyelesaikan penyuntikan dosis yang 300 juta tadi," katanya.

Nadia mengatakan saat ini upaya distribusi vaksin menuju 34 provinsi tetap dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Sebelum vaksin diedarkan, kata Nadia, harus melalui suatu proses pengawasan kualitas untuk memastikan keamanan dari vaksin tersebut.

"Karena kita tahu, bahwa vaksin ini butuh waktu. Vaksin yang setengah jadi tadi harus diolah dulu menjadi vaksin jadi dan kemudian akan menjadi vaksin yang siap," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com