Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Produksi Perikanan Tangkap Tunjukkan Tren Positif di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 11/07/2021, 16:45 WIB
Nana Triana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Produksi perikanan tangkap di pelabihan-pelabuhan perikanan tetap menunjukkan tren positif di tengah pandemi Covid-19.

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman di Jakarta misalnya, mengalami peningkatan produksi pada semester I 2021. Pada periode tersebut total produksi perikanan tangkap di pelabuhan tersebut mencapai 85.943 ton atau Rp 1,782 triliun.

Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta Bagus Oktori Sutrisno menyampaikan, kapal perikanan berskala industri mendominasi sebagai penyumbang produk perikanan untuk tangkapan konsumsi maupun ekspor.

“Produk unggulannya antara lain cumi-cumi, ikan tuna, ikan layan, dan ikan cakalang,” terang Bagus.

Sementara itu, di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur geliat perekonomian terus terlihat. Kepala PPN Brondong Ibrahim mengatakan bahwa pada semester I 2021, total produksi ikan tangkap mencapai 24.334 ton atau senilai, Rp 437,12 miliar.

“Kapal perikanan yang beroperasi di PPN Brondong didominasi ukuran 10-30 GT. Meskipun tak sedikit pula kapal nelayan berukuran kurang dari 10 GT,” ungkapnya.

Baca juga: Wujudkan Kemudahan Berusaha, KKP Atur Standar Perizinan Usaha Perikanan Tangkap Berbasis Risiko

Per hari, lanjut Ibarahim, jumlah kapal yang melakukan pembongkaran ikan sebanyak 50 unit dengan rata-rata 100-150 ton ikan didaratkan.

Ikan yang diproduksi di pelabuhan tersebut antara lain ikan kurisi, kuniran, kapas-kapas, kakap merah, kerapu, manyung, swanggi, dan cumi-cumi.

Di luar Jawa, PPS Bitung, Sulawesi Utara mencatatkan total produksi ikan mencapai 23.534 ton pada periode yang sama. Ikan yang dihasilkan adalah tuna, cakalang, layang, dan tongkol.

“Nilai produksinya mencapai Rp 559,13 miliar. Meski pandemi, aktivitas perekonomian di pelabuhan tidak pudar. Selain mendukung sektor pangan, kami berharap juga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.

Peningkatan produksi perikanan tangkap yang terjadi di pelabuhan perikanan diharapkan dapat berdampak positif pada penambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Seperti diketahui, peningkatan PNBP pada subsektor perikanan tangkap menjadi salah satu program kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang ditargetkan mencapai Rp12 triliun pada 2024.

Baca juga: PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp 600,4 Miliar

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Muhammad Zaini menjelaskan, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali, pelabuhan-pelabuhan perikanan tetap beroperasi. Hal ini karena pelabuhan perikanan berperan penting untuk menunjang sektor pangan.

“Produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat,” katanya.

Meski demikian, Zaini mengungkapkan, seluruh kegiatan di pelabuhan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain untuk melindungi kesehatan pihak-pihak yang beraktivitas di pelabuhan, penerapan prokes juga dimaksudkan untuk menjaga kesehatan konsumen.

“Seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia kita terus imbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan. Tidak hanya untuk para pelaku usaha dan nelayan, juga untuk menjaga higienitas produk perikanan hasil tangkapan nelayan," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com