JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyinggung terkait situasi guru di masa pandemi Covid-19.
Hetifah mengatakan masih ada guru-guru yang kurang pemahaman terkait pandemi Covid-19.
"Rupanya pemahaman tentang aspek kesehatan ini masih belum merata," kata Hetifah dalam acara Syndicate Forum, Jumat (2/7/2021).
Baca juga: UPDATE: 539 Kasus Kematian akibat Covid-19, Tertinggi Selama Pandemi
Menurut dia, guru adalah kunci dan sering dijadikan rujukan bagi orangtua untuk mendidik anaknya.
"Padahal, guru itu menjadi kunci. Karena nanti orang tua pasti referensinya tuh kepada guru,” ucap dia.
Lebih lanjut, Hetifah menyampaikan masih ada guru-guru yang tidak menganggap virus corona atau Covid-19 tidak berbahaya bahkan tidak ada.
Ia mengatakan, masih ada guru yang kebingungan saat diminta tidak melakukan kontak fisik, seperti bersalaman, dengan anak muridnya.
"Kami masih menemui guru yang bahkan menganggap bahwa virus corona itu sebenarnya tidak begitu berbahaya," kata Hetifah.
Baca juga: Kemendikbud Ristek Jelaskan Pengaturan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Politisi Partai Golkar ini berharap semua elemen masyarakat ikut berpartisipasi memberikan edukasi kepada guru-guru yang masih belum memahami bahaya dari virus corona.
Ia tidak ingin masih ada guru yang menganggap virus corona tidak berbahaya ataupun tidak ada.
"Jadi jangan sampai ada yang menganggap virus corona ini tidak berbahaya, bahkan ada yang menganggap ini tidak ada," kata dia.
Baca juga: UPDATE 2 Juli: Tercatat 267.539 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Selain itu, Hetifah juga menyoroti masih adanya sekolah yang tidak memahami isi surat keputusan bersama (SKB) empat menteri terkait pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Ia mendorong sosialisasi terhadap SKB 4 menteri tersebut masih perlu ditingkatkan.
"Banyak di daerah yang ternyata tuh belum betul-betul memahami secara menyeluruh isi SKB yang tadi sudah dijelaskan itu," kata dia.
"Itu kan sebentar sudah ada checklist atau daftar periksanya ini itu, berarti kita juga perlu ya, berarti sosialisasinya ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.