Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2021, 09:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim memahami ancaman learning loss dan meningkatnya angka putus sekolah akibat sekolah daring selama pandemi Covid-19.

Namun, kata dia, apabila sekolah tatap muka dibuka secara serentak Juli 2021, akan berdampak pada peningkatan kasus Covid-19 sehingga mengancam keselamatan guru, tenaga pendidik, pelajar hingga keluarganya.

"Tentu opsi memaksa membuka sekolah akan mengancam nyawa, keselamatan, dan masa depan siswa termasuk guru dan keluarganya," kata Satriwan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: Soal Sekolah Tatap Muka di DKI, Wagub: Kita Harus Lihat Fakta Kasus Covid-19

Satriwan mengatakan, vaksinasi Covid-19 bagi guru dan tenaga pendidik adalah syarat pertama yang harus diselesaikan pemerintah, sebelum membuka sekolah tatap muka.

Namun, hingga awal Juni, baru 1 juta guru dan tenaga pendidik yang sudah divaksiansi dari total target 5 juta guru dan tenaga kependidikan.

"Kami mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, vaksinasi guru dan tenaga kependidikan memang lambat di daerah-daerah. Kami meminta kementerian terkait gercep, apalagi kita baru impor vaksin dari luar," ujarnya.

Senada dengan Satriwan, Kabid Advokasi P2G Imam Z. Haeri mengatakan, pemerintah juga harus memastikan seluruh sekolah telah mengisi Daftar Periksa terkait kesiapan sekolah tatap muka yang diisi secara online.

Berdasarkan data Daftar Periksa dari Kemendikbud per 4 Juni 2021, sebanyak 54,36 persen sekolah yang sudah mengisi Daftar Periksa.

Daftar periksa tersebut terkait dengan fasilitas yang harus dilengkapi sekolah seperti, ketersediaan sarana sanitasi dan kesehatan, dan pemetaan warga satuan pendidikan.

Baca juga: Depok Akan Siapkan Sekolah Percontohan Sebelum Gelar Pembelajaran Tatap Muka

"Sebaliknya masih ada 45,64% sekolah yang belum merespon daftar periksa ini," ujar Imam.

Berdasarkan hal tersebut, P2G memberikan rekomendasi yaitu pertama, meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan pemerintah daerah melakukan pemetaan terhadap guru yang belum divaksiansi baik tahap pertama dan tahap kedua.

Kedua, menyarankan Pemda melakukan verifikasi dalam rangka asesmen kesiapan sekolah dibuka. Melalui asesmen dan observasi, kesiapan sekolah lebih terdata dengan valid.

Bagi sekolah yang belum siap dari segi fasilitas sarana-prasarana pendukung protokol kesehatan, maka kepala sekolah dibantu Pengawas dan Dinas Pendidikan segera memenuhi fasilitas pendukung prokes, yang biaya pengadaannya diambil dari Dana BOS.

Ketiga, menyarankan Kemendikbudristek, Kemenag, dan Pemda memberikan pelatihan "blended learning" untuk guru, agar kompetensi guru di bidang pedagogik digital terbangun.

Keempat, P2G berharap desakan Mendikbudristek agar sekolah harus dibuka Juli 2021 tanpa tawar-menawar, hanya berlaku bagi sekolah yang vaksinasi gurunya rampung dan sudah diberikan asesmen kelayakan oleh Pemda. Sedangkan bagi sekolah yang belum rampung, dapat memperpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kelima, pemetaan terkait kota/kabupaten yang masih berstatus zona merah dan oranye.

Oleh karenanya, P2G meminta Kemendikbud, Kemenag, dan Pemda melakukan koordinasi dan pemetaan dengan baik, mengingat kewenangan mengelola sekolah di bawah Pemda bukan di bawah Kemendikbud.

Baca juga: Daftar 83 Sekolah di Jakarta yang Gelar Uji Coba Belajar Tatap Muka Tahap 2

"Maka, P2G memandang kebijakan sekolah dimulai tatap muka Juli 2021 nanti, tidak dapat dilakukan secara serentak seluruhnya di 514 kota/kab dan 34 provinsi, dengan jumlah 435 ribu sekolah. Ada daerah yang sudah dapat melakukan PTM, tapi ada juga yang masih PJJ," pungkas Satriwan.

Pembelajaran tatap muka (PTM) akan digelar di tahun ajaran baru pada Juli 2021.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengungkap, lebih 1,54 juta guru dan tenaga kependidikan telah menerima vaksinasi Covid-19 hingga Jumat (28/5/2021).

Nadiem mengatakan, angka tersebut telah mencapai 28 persen dari target penerima vaksin dari kalangan guru dan tenaga kependidikan sebanyak 5,6 juta orang.

Baca juga: Sultan Syaratkan Sekolah Tatap Muka Jenjang SMA di Yogyakarta Dijalankan dengan Protokol Kesehatan Ketat

"Walaupun dengan situasi dunia dengan masalah pasokan vaksin yang seringkali terhambat, kita masih berhasil memvaksinasi 28 persen dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia," kata Nadiem dalam rapat dengan Komisi X DPR, Senin (31/5/2021).

Nadiem pun menargetkan, vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik dapat rampung pada akhir Juli 2021, paling lambat pada Agustus 2021.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

BNPT Berencana Tempatkan Perwakilan di 5 Negara

BNPT Berencana Tempatkan Perwakilan di 5 Negara

Nasional
Agenda Rakernas PDI-P Hari Kedua: Fokus Target Kursi Caleg

Agenda Rakernas PDI-P Hari Kedua: Fokus Target Kursi Caleg

Nasional
Puan Sebut AHY Kandidat Cawapres Ganjar, Demokrat: Kami Capresnya Anies

Puan Sebut AHY Kandidat Cawapres Ganjar, Demokrat: Kami Capresnya Anies

Nasional
Pengamat Nilai Turunnya Elektabilitas Anies karena Kerja Parpol Pendukung Belum Maksimal

Pengamat Nilai Turunnya Elektabilitas Anies karena Kerja Parpol Pendukung Belum Maksimal

Nasional
PDI-P Sindir Prabowo soal Proposal Perdamaian yang Ditolak Ukraina

PDI-P Sindir Prabowo soal Proposal Perdamaian yang Ditolak Ukraina

Nasional
Demokrat Setengah Hati Dukung Anies, Pengamat Sebut karena AHY Belum Ditunjuk Jadi Cawapres

Demokrat Setengah Hati Dukung Anies, Pengamat Sebut karena AHY Belum Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Hasto Klaim Elektoral Ganjar Alami Peningkatan Lampaui Bakal Calon Lain sejak Diumumkan Jadi Bacapres

Hasto Klaim Elektoral Ganjar Alami Peningkatan Lampaui Bakal Calon Lain sejak Diumumkan Jadi Bacapres

Nasional
Pramono Sebut Jokowi Panggil Prabowo karena Isu Proposoal Perdamaian Rusia-Ukraina Jadi Polemik

Pramono Sebut Jokowi Panggil Prabowo karena Isu Proposoal Perdamaian Rusia-Ukraina Jadi Polemik

Nasional
Kementerian KP Akan Pamerkan Mini SFV dan Balai Pelatihan SFV di Gelaran Penas XVI 2023

Kementerian KP Akan Pamerkan Mini SFV dan Balai Pelatihan SFV di Gelaran Penas XVI 2023

Nasional
Istana Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Akan Berlaku di Semua Wilayah

Istana Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Akan Berlaku di Semua Wilayah

Nasional
Daftar 15 Kapal Perang Asing yang Ikut MNEK 2023 di Makassar, Rusia dan China Ambil Bagian

Daftar 15 Kapal Perang Asing yang Ikut MNEK 2023 di Makassar, Rusia dan China Ambil Bagian

Nasional
Jokowi Segera Panggil Prabowo soal Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

Jokowi Segera Panggil Prabowo soal Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
KPK Sebut Penahanan Sekretaris Mahkamah Agung Tinggal Menunggu Waktu

KPK Sebut Penahanan Sekretaris Mahkamah Agung Tinggal Menunggu Waktu

Nasional
KPK Sita Harley-Davidson yang Kerap Dipamerkan Mario Dandy

KPK Sita Harley-Davidson yang Kerap Dipamerkan Mario Dandy

Nasional
Demokrat Dinilai Tak Bakal Tinggalkan Koalisi Perubahan, meski AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Demokrat Dinilai Tak Bakal Tinggalkan Koalisi Perubahan, meski AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com