Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Mutasi 348 Perwira, Brigjen Guntur Jadi Kapolda Bengkulu

Kompas.com - 02/06/2021, 09:19 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk Brigjen Guntur Setyanto menjadi Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bengkulu.

Hal itu termuat dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1129/VI/KEP/2021 yang ditandatangani oleh As SDM Polri Irjen Sutrisno Yudi Hermawan pada Selasa (1/6/2021).

Total, 348 perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) yang ada di lingkup Korps Bhayangkara dimutasi dalam surat telegram tersebut.

“Bersama ini diberitahukan kepada jenderal bahwa para pati/pamen Polri tersebut di bawah ini dibebastugaskan dari jabatan lama/dimutasikan dalam jabatan baru masing-masing sebagai berikut,” dikutip dari telegram tersebut, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Mabes Polri Tarik 3 Anggotanya dari KPK

Irjen Teguh Sarwono yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Bengkulu dimutasi menjadi Koorsahli Kapolri.

Irjen Martuani Sormin yang sebelumnya menjabat sebagai Koorsahli Kapolri dibebastugaskan karena pensiun.

Dalam surat telegram yang sama, Kapolri menunjuk Brigjen Ruslan Aspan menjadi Wakil Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ruslan menggantikan Brigjen Pol Asby Mahyuza yang kini dimutasi menjadi Karotekkom DIV TIK Polri.

Selain itu, ada sejumlah kapolres yang dimutasi berdasarkan Surat Kapolri Nomor ST/1129/VI/KEP/2021 itu.

Beberapa di antaranya AKBP Suryono Ridho Murtedjo menjadi Kapolres Bulukumba Polda Sulawesi Selatan.

Baca juga: Mantan Kapolda Bengkulu Positif Covid-19, Sertijab di Jakarta, hingga Penjelasan Polri

Kemudian, Kombes Arif Budiman dipindah menjadi Kapolresta Cirebon Polda Jawa Barat.

Mutasi juga dilakukan terhadap sejumlah kapolres di wilayah Polda Jawa Tengah, seperti AKBP Arie Prasetya dimutasi menjadi Kapolres Tegal, AKBP Christian Tobing menjadi Kapolres Pati, dan AKBP Dydit Dwi Susanto menjadi Kapolres Wonogiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com