Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemutakhiran Data BMKG, Gempa di Nias Bermagnitudo 6,7

Kompas.com - 14/05/2021, 16:31 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan kekuatan gempa yang terjadi di Nias Barat, Sumatera Utara, Jumat (14/5/2021).

Menurut BMKG, gempa yang terjadi sekitar pukul 13.33 WIB itu bermagnitudo 6,7. Sebelumnya, gempa dilaporkan bermagnitudo 7,2.

BMKG mencatat ada tiga gempa susulan hingga pukul 14.30 WIB.

"Hingga Jumat pukul 14.30 WIB hasil monitoring BMKG menunjukan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak tiga kali," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, melalui keterangan tertulis, Jumat.

Baca juga: Gempa M 7,2 yang Guncang Nias Terasa hingga Padang dan Mentawai

Raditya mengatakan, gempa tersebut termasuk gempa bumi dangkal dan memiliki mekanisme sesar turun atau normal fault.

"Menurut BMKG, jenis dan mekanisme gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi dangkal yang berada di zona outer-rise, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya," tutur dia.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), gempa terjadi selama 2 hingga 5 detik.

Gempa dirasakan masyarakat di Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Sibolga di Provinsi Sumatera Utara.

"Gempa juga dirasakan di Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Aceh Singkil di Provinsi Aceh dan Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat," ungkap Raditya.

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7,2 di Nias Tak Berpotensi Tsunami

Menurut Raditya, saat ini warga sudah kembali ke kediamannya masing-masing setelah sempat mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dan mengecek kondisi bangunan tempat tinggal sebelum memasukinya.

"Diharapkan agar masyarakat dapat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa, memeriksa dan memastikan kembali bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pungkasnya.

Sejauh ini BNPB belum mendapatkan laporan korban jiwa maupun luka-luka dan kerusakan materil akibat gempa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com