Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akan Campur Beberapa Vaksin Covid-19, RI Tunggu Hasil Uji Klinis

Kompas.com - 12/04/2021, 17:15 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - China mempertimbangkan akan mencampurkan beberapa vaksin Covid-19. Hal ini dilakukan setelah negara tersebut mengakui vaksin yang diproduksinya memiliki efikasi yang cukup rendah.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya menunggu hasil uji klinis pencampuran vaksin Covid-19 tersebut guna memastikan inovasi yang dilakukan dapat meningkatkan efektivitas vaksin Covid-19.

"Kita tunggu saja karena ini kan masih harus melewati berbagai uji klinis, untuk memastikan bahwa ide atau inovasi ini memiliki efektivitas kemudian memiliki imunogenitas serta efikasi yang lebih baik mungkin dari kondisi yang saat ini," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/4/2021).

Baca juga: Kemenag Bantah Informasi Soal Vaksin Sinovac yang Tak Bisa Digunakan Sebagai Syarat Umrah

Nadia mengatakan, pemerintah akan mengambil sikap setelah uji klinis pencampuran vaksin Covid-19 tersebut selesai dilakukan.

"Sehingga baru kemudian bisa kita pertimbangkan, apakah jenis tersebut atau kebijakan tersebut bisa kita gunakan dalam pelaksanaan vaksinasi kita," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, China sedang mempertimbangkan untuk mencampur berbagai vaksin Covid-19, untuk meninggikan keampuhannya yang sekarang relatif rendah.

Rencana itu disampaikan oleh Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

"Pihak berwenang harus mempertimbangkan cara-cara untuk memecahkan masalah, bahwa tingkat efektivitas vaksin yang ada sekarang tidak tinggi," lapor kantor berita China The Paper mengutip perkataan Gao Fu.

Komentar Gao Fu ini adalah yang pertama kalinya seorang pakar ternama di "Negeri Panda", secara terbuka menyinggung kemanjuran vaksin virus corona China yang relatif rendah.

China sendiri terus gencar melakukan vaksinasi dan mengekspor vaksin corona ke seluruh dunia.

Baca juga: Polemik Sinovac dan Syarat Umrah serta Haji yang Wajibkan Penggunaan Vaksin Bersertifikat WHO

Negara pimpinan Xi Jinping itu sudah menyuntikkan sekitar 161 juta dosis sejak vaksinasi dimulai tahun lalu.

Mereka menargetkan 40 persen dari 1,4 miliar populasinya sudah divaksin Covid-19 pada Juni.

Namun ada beberapa orang yang tak kunjung mendaftar vaksinasi, sedangkan sebagian besar kehidupan di China sudah kembali normal dan kasus domestiknya terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com