JAKARTA, KOMPAS.com - China mempertimbangkan akan mencampurkan beberapa vaksin Covid-19. Hal ini dilakukan setelah negara tersebut mengakui vaksin yang diproduksinya memiliki efikasi yang cukup rendah.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya menunggu hasil uji klinis pencampuran vaksin Covid-19 tersebut guna memastikan inovasi yang dilakukan dapat meningkatkan efektivitas vaksin Covid-19.
"Kita tunggu saja karena ini kan masih harus melewati berbagai uji klinis, untuk memastikan bahwa ide atau inovasi ini memiliki efektivitas kemudian memiliki imunogenitas serta efikasi yang lebih baik mungkin dari kondisi yang saat ini," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/4/2021).
Baca juga: Kemenag Bantah Informasi Soal Vaksin Sinovac yang Tak Bisa Digunakan Sebagai Syarat Umrah
Nadia mengatakan, pemerintah akan mengambil sikap setelah uji klinis pencampuran vaksin Covid-19 tersebut selesai dilakukan.
"Sehingga baru kemudian bisa kita pertimbangkan, apakah jenis tersebut atau kebijakan tersebut bisa kita gunakan dalam pelaksanaan vaksinasi kita," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, China sedang mempertimbangkan untuk mencampur berbagai vaksin Covid-19, untuk meninggikan keampuhannya yang sekarang relatif rendah.
Rencana itu disampaikan oleh Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
"Pihak berwenang harus mempertimbangkan cara-cara untuk memecahkan masalah, bahwa tingkat efektivitas vaksin yang ada sekarang tidak tinggi," lapor kantor berita China The Paper mengutip perkataan Gao Fu.
Komentar Gao Fu ini adalah yang pertama kalinya seorang pakar ternama di "Negeri Panda", secara terbuka menyinggung kemanjuran vaksin virus corona China yang relatif rendah.
China sendiri terus gencar melakukan vaksinasi dan mengekspor vaksin corona ke seluruh dunia.
Baca juga: Polemik Sinovac dan Syarat Umrah serta Haji yang Wajibkan Penggunaan Vaksin Bersertifikat WHO
Negara pimpinan Xi Jinping itu sudah menyuntikkan sekitar 161 juta dosis sejak vaksinasi dimulai tahun lalu.
Mereka menargetkan 40 persen dari 1,4 miliar populasinya sudah divaksin Covid-19 pada Juni.
Namun ada beberapa orang yang tak kunjung mendaftar vaksinasi, sedangkan sebagian besar kehidupan di China sudah kembali normal dan kasus domestiknya terkendali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.