Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Tak Ada Gejala Khas jika Terpapar Virus Corona B.1.1.7

Kompas.com - 04/03/2021, 08:28 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muhammad Budi Hidayat mengatakan, tidak ada gejala yang khas apabila seseorang terinfeksi mutasi virus corona asal Inggris atau B.1.1.7.

Ia mengatakan, gejala yang akan timbul apabila terinfeksi mutasi virus corona B.1.1.7 hampir sama dengan pasien yang terpapar virus corona pada umumnya.

"Berdasarkan studi yang dilaporkan hingga saat ini tidak ada gejala yang khas. Gejala yang dilaporkan seperti gejala umum Covid-19 yaitu demam, batuk, nyeri tenggorokan, fatigue, gangguan penciuman, diare, nyeri kepala, sesak napas," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021). 

Baca juga: Dinkes Pastikan Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Belum Ditemukan di Kota Bekasi

Budi mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 ini berbeda dari mutasi virus corona D.6.1.4.G, S.4.7.7.N; A.2.2.2.V; dan Y.4.5.3.F.

Ia mengatakan, penularan virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris lebih cepat.

"Hingga 50-74 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pihaknya mendeteksi mutasi virus corona asal Inggris ini menggunakan metode Whole Genom Sekuensing.

Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dua kasus mutasi virus corona asal Inggris atau B.1.1.7 berasal dari WNI yang kembali dari Arab Saudi.

"Ini dari pelaku perjalanan yang kembali dari Arab Saudi ya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: 2 TKW yang Terkena Virus Corona B.1.1.7 Dipastikan dalam Keadaan Baik

Nadia mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 berbeda dari virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan, China.

Menurut dia, mutasi virus corona tersebut lebih cepat menular, tetapi tidak mematikan.

"WHO belum mendapatkan laporan bukti bahwa virus mutasi Covid-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com