Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AU Invesitigasi Kecelakaan Pesawat KT-1B Wong Bee di Yogyakarta

Kompas.com - 07/12/2020, 18:28 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim investigasi TNI Angkatan Udara (AU) langsung melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat latih KT-1B Wong Bee milik TNI AU di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin, (7/12/2020).

"Penyebab kecelakaan masih dalam proses penyelidikan oleh tim investigasi TNI AU," ujar Kepala Dinas Perangan Angkatan Udara (Kadispenau), Kolonel Pnb Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Senin (7/12/2020) sore.

Baca juga: Pesawat Latih TNI AU Kecelakaan Saat Mendarat di Lanud Adisutjipto, Kedua Pilot Selamat

Gilang menjelaskan, akibat kecelakaan ini tidak menimbulkan kerugian material dan personel di darat.

Mengingat, lokasi jatuhnya pesawat terjadi di area tanah kosong di kompleks Lanud Adisutjipto.

Gilang menambahkan, kedua pilot saat ini tengah menjalani perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit Pusat (RSP) TNI AU Hardjolukito.

"Saat ini kedua pilot sedang menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter Rumah Sakit Pusat TNI AU Hardjolukito, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta," imbuh Gilang.

Baca juga: Kecelakaan Saat Latihan, Pesawat KT-1B Wong Bee Milik TNI AU Rusak Berat

Diberitakan, pesawat KT-1B Wong Bee mengalami kecelakaan ketika digunakan untuk latihan rutin oleh dua pilotnya, Mayor Pnb Sekti Ambarwati (instruktur) dan Letda Adm Krisna Nugraha (siswa penerbang).

Pesawat tersebut jatuh ketika berusaha mendarat melalui landasan pacu atau runway 09 Lanud Adi Sutjipto, sekitar pukul 12.50 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com