Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Eksklusif, Wawancara Irjen Napoleon Bonaparte: (Saya Ditahan) untuk Menutupi Suatu Perbuatan Pidana (Lain)

Kompas.com - 23/11/2020, 06:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERSANGKA kasus pemberian red notice kepada buron Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte, berjanji untuk buka-bukaan mengenai kasusnya.

Saya pun berupaya menembus akses menemui mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri itu di ruang tahanan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri untuk menagih janjinya.

Tentu tidak mudah. Syukurlah, saya berhasil menemuinya. Ia pernah sesumbar ingin mengungkap keganjilan di balik kasusnya.

Saksikan tayangan lengkap wawancara eksklusif saya dengan Irjen Napoleon dalam program AIMAN di Kompas TV yang akan tayang Senin, 23 November 2020 pukul 20.00.

Saya menghormati instruksi Kapolri tahun 2016 yang tidak mengizinkan wartawan mewawancarai tahanan di ruang tahanan. Instruksi tersebut dikeluarkan Kapolri saat itu Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Instruksi ini dikuatkan dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.

Namun, dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik ini saya berpegang pada UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yang memberi perlindungan bagi wartawan. Undang-undang tersebut menyatakan tentang kemerdekaan pers untuk mencari, memperoleh, menyebarluaskan gagasan dan informasi dengan tetap menghormati norma agama, susila, dan asas praduga tak bersalah.

Saya menemuinya di dua hari yang berbeda. Hari pertama saya melihat ruang tahanan. Hari selanjutnya, saya melakukan wawancara panjang di ruang berbeda tapi masih dalam kompleks yang sama.

Baju seragam kebesaran PDL (Pakaian Dinas Lapangan) dengan bintang 2 di bagian kerah baju tergantung di ruang tahanan itu. Saya melihat pula dua buah sepatu lars yang tersimpan rapi di dalam rak di ruang tahanan yang berukuran sekitar 3 kali 5 meter itu dengan ventilasi ruangan lorong yang berada di lantai bawah tanah.

"Tak pernah terpikir, seorang Jenderal dengan dua bintang harus ditahan di tempat mana ia justru menjebloskan tahanan lain atas berbagai kasus?" tanya saya.

“Iya,” Irjen Napoleon menjawab lirih dengan sedikit senyum.

"Sejak saya masuk Akademi (Kepolisian),” ia melanjutkan, “selalu ada istilah polisi berdiri di atas dua kaki. Satu di atas kuburan, satu di atas Penjara."

Saya membuka wawancara panjang eksklusif ini dengan pertanyaan:

"Jenderal Napoleon menerima uang Rp 6 miliar (dari Tommy Sumardi)?"

"Itu tuduhan rekayasa yang dibuat oleh Tommy Sumardi. Tugas dialah yang harus membuktikan apa itu benar. Mari kita lihat di pengadilan, apa buktinya. Kita nanti bisa lihat keganjilan - keganjilan yang dia buat, termasuk fakta - fakta yang akan terungkap.

Apa keganjilan itu?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com