JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Sumpah Pemuda selalu diperangti pada tanggal 28 Oktober setiap tahun sebagai momentum bersatunya para pemuda.
Sumpah Pemuda dinilai menjadi momen kunci dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan.
Sumpah Pemuda adalah hasil dari Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928, 92 tahun yang lalu, begini bunyinya:
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Baca juga: Jokowi Minta Hari Sumpah Pemuda Jadi Momen Bersatu Hadapi Covid-19
Para pemuda kerap memegang peran penting dalam sejarah Indonesia, sebut saja peristiwa Rengasdengklok di mana para pemuda 'menculik' Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, hingga gerakan Reformasi yang dimotori kelompok mahasiswa dan berhasil mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Namun, tahukan Anda bahwa gerakan pemuda itu telah dimulai jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda?
Pergerakan Pemuda sebetulnya sudah ada 13 tahun sebelum Sumpah Pemuda. Dilansir dari buku Indonesia dalam Arus Sejarah (2013), terdapat sebuah perkumpulan pelajar bernama Tri Koro Dharmo yang berdiri pada 7 Maret 1915.
Tri Koro Dharmo beranggotakan para pelajar bumiputra yang berasal dari perguruan dan sekolah-sekolah yang ada di Jawa.
Baca juga: Demo di Hari Sumpah Pemuda, Massa Aksi Bacakan Sumpah Buruh Tolak Omnibus Law
Secara bahasa, Tri Koro Daharmo bermakna tiga tujuan mulia (sakti, bukti, bakti). Organisasi itu menginginkan sebuah perubahan dari cara pandang pemuda akan kondisi yang terjadi di Indonesia.
Seiring waktu berjalan, Tri Koro Dharmo berubah nama menjadi Jong Java agar keanggotaan organisasi itu dapat lebih luas, seluruh pelajar dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok pun bisa bergabung.
Baca juga: Peringatan Sumpah Pemuda, Wakil Ketua KPK: Korupsi adalah Musuh Bersama
Mereka kemudian menggelar berbagai kongres untuk menyempurnakan dan menyebarkan pentingnya peran pemuda ke banyak kalangan.
Kegiatan organisasi itu menyasar pada pemberantasan buta huruf agar pemuda bisa bebas melihat dunia luar.
Sebelum Tri Koro Dharmo berdiri, sebetulnya sudah ada perkumpulan pemuda lainnya yaitu Perhimpunan Indonesia.
Beberapa tokoh yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia antara lain Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), Sutan Sjahrir, dan Mohammad Hatta.
Namun, Perhimpunan Indonesia yang dibentuk pada 1908 belum menunjukkan peran aktifnya di Indonesia karena hanya sebatas perkumpulan mahasiswa yang belajar di Belanda.
Baca juga: Peringatan Sumpah Pemuda, Wapres Ingin Pemuda Berperan Aktif Atasi Pandemi Covid-19
Organisasi itu baru mulai bergerak setelah para mahasiswa Perhimpunan Indonesia kembali ke Indonesia.
Mereka mulai menyadari akan tujuan bersama dan mengurangi perpecahan yang disebabkan perbedaan suku bangsa dan agama.
Buku 45 Tahun Sumpah Pemuda (1974) yang diterbitkan oleh Museum Sumpah Pemuda menyebutkan banyak perkumpulan pemuda kedaerahan yang muncul setelah berdirinya Tri Koro Dharmo atau Jong Java.
Selain Perhimpunan Indonesia, terdapat pula Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi, Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Peringatan Ke-92 Sumpah Pemuda, Wapres Harap Jadi Inspirasi dan Energi
Mereka merasa membutuhkan dukungan untuk bisa bersatu demi kemerdekaan. Muncul inisiatif untuk bisa menggabungkan dari para perhimpunan pemuda ke dalam sebuah musyawarah besar yang kemudian dikenal dengan Kongres Pemuda.
Kongres Pemuda I diselenggarakan pada 30 April hingga 2 Mei 1926. Namun, kongres tersebut belum bisa menyatukan persatuan karena masih kuatnya ego kedaerahan.
Mereka pun menyadari bahwa ego kedaerahan tersebut akan mempersulit Indonesia untuk bersatu dan berjuang melawan penjajahan.
Akhirnya, pada 27-28 Oktober 1928, para pemuda kembali berkumpul untuk menggelaar Kongres Pemuda II.
Baca juga: Lurah di Jakarta Diimbau Adakan Kegiatan Kepemudaan untuk Peringati Hari Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II itu menghasilkan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda. Deklarasi pun dilakukan dan kelak dikenal dengan nama "Sumpah Pemuda".
Istilah "Sumpah Pemuda" itu pun tidak muncul dalam putusan kongres melainkan diberikan setelahnya.
Adapun Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tiap 28 Oktober ditetapkan pada masa Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 315 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.