Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: PSBB di DKI Berhasil jika 85 Persen Masyarakat Pakai Masker

Kompas.com - 11/09/2020, 17:29 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan, setidaknya sebanyak 85 persen masyarakat di DKI Jakarta harus memakai masker untuk mendukung keberhasilan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Peningkatan pemakaian masker itu disarankan dilakukan setelah PSBB di DKI Jakarta nantinya telah dilonggarkan kembali.

"Kalau dari analisis kami terdahulu, untuk kota besar seperti DKI Jakarta, ini diperlukan 55 persen atau lebih penduduk tinggal di rumah saja untuk menurunkan transmisi di Covid-19," ujar Iwan dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang disiarkan di kanal YouTube BNPB, Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Hormati Kritik Menteri Jokowi, Anies Masih Kaji Pengetatan Perkantoran Saat PSBB

"Masih berdasarkan penelitian yang ada, jika nantinya PSBB dilonggarkan, harusnya cakupan pemakaian masker oleh masyarakat sebesar 85 persen untuk bisa mempertahankan kondisi saat PSBB," lanjut dia.

Menurut Iwan, saat ini persepsi risiko penularan Covid-19 belum secara merata dipahami masyarakat.

Hal ini menjadi faktor penyebab belum seluruh masyarakat memakai masker secara konsisten.

Kondisi seperti ini menurut Iwan harus dicermati dan dipahami.

Baca juga: Jakarta Bakal PSBB Total, Bagaimana dengan Bogor, Depok, dan Bekasi?

"Ini terkait dengan persepsi risiko. Jadi banyak masyarakat menganggap 'risiko saya tertular rendah' atau 'saya tidak mungkin tertular'. Nah, ini kita harus perbaiki dulu anggapan ini," lanjut dia.

"Sebab, saat ini semua orang sangat mungkin tertular Covid-19," tambah Irwan.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat belum terbiasa menggunakan masker secara terus-menerus secara disiplin untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).

Menurut dia, tindakan masyarakat yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan itu akan membuat angka Covid-19 di Indonesia semakin bertambah.

Baca juga: Jubir Satgas: Mau PSBB atau Tidak, jika Kita Disiplin Kasus Covid-19 Terkendali

"Jadi memang kenyataannya adalah masyarakat belum terbiasa menggunakan masker secara disiplin terus-menerus," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Wiku mengatakan, angka penularan Covid-19 bisa dikendalikan apabila masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan.

Bahkan, walau ada mobilitas warga sekalipun, tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap penambahan pasien Covid-19 jika masyarakat gunakan masker.

"Jadi yang penting itu disiplin mau PSBB, tidak PSBB kalau kita disiplin kasusnya akan terkendali," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com