JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, kembali aktif di media sosial Twitter setelah akun pribadinya @drpriono diretas.
Namun, Pandu tidak lagi menggunakan akun Twitter lamanya itu.
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini beralih menggunakan akun baru, yakni @drpriono1.
"Account Twitter baru juru wabah @drpriono1. Yang lama @drpriono sejak di-hacked, biarlah diambil alih, mati satu tumbuh seribu," kata Pandu dalam pesan singkatnya, Senin (24/8/2020).
Baca juga: Akademisi: Peretas Tempo dan Twitter Pandu Riono Salah Mengartikan Kritik dalam Demokrasi
Mengenai akun Twitter miliknya yang dulu, Pandu telah mengikhlaskannya. Ia pun memaafkan peretas akunnya.
"Biarlah menjadi sejarah. Saya sudah maafkan para peretas, mereka hanya menjalankan perintah," kata dia.
"Lupakan yang lalu, pandemi masih lama dan belum berhasil dikendalikan," ucap Pandu.
Di akun Twitter barunya yang mulai aktif sejak Senin pagi, Pandu tetap berbagi informasi seputar penanganan Covid-19.
Selain itu, unggahan berupa kritik juga disampaikannya.
Unggahan pertamanya pada Senin pagi mengkritik sikap sejumlah menteri yang berfoto bersama di sela-sela Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) di Bali pada 20-21 Agustus 2020.
Pandu menyayangkan sikap para menteri yang tidak memakai masker saat berfoto bersama dalam jarak dekat.
Dia merasa khawatir bahwa pose dalam foto tersebut menjadi edukasi yang buruk bagi masyarakat.
Baca juga: Amnesty: Peretasan Situs Tempo dan Pandu Riono Serangan terhadap Kebebasan Berekspresi
Pandu juga kembali mengkritik langkah pemerintah yang mengembangkan obat Covid-19 jika dilakukan tanpa transparansi dan tahapan etika keilmuan yang tepat.
Saat disinggung apakah dirinya akan tetap menyuarakan kritikan lain soal penanganan pandemi pasca-peretasan, Pandu menegaskan, hal itu tetap dilakukannya.
Bahkan, dia meminta untuk diingatkan jika saran dan kritik yang disampaikannya mulai tampak kendur.
"Siap. Boleh diingatkan kalau kendur," kata dia.
Dia pun menyebutkan, tak ada antisipasi khusus yang dilakukan untuk memproteksi akun Twitter barunya.
Dia hanya berharap, ada ruang untuk berdiskusi jika terjadi ketidaksepahaman pemikiran dalam memandang sebuah kebijakan atau berpendapat.
Pandu juga meminta agar dirinya tidak dianggap sebagai musuh.
Sebab, saran dan kritik yang disampaikannya bertujuan memberi masukan agar penanganan pandemi Covid-19 fokus pada pengendalian penularan.
"Ya janganlah meretas, mari berdiskusi dan berdialog. Saya sering diingatkan bahwa musuh kita itu Covid-19. Narasi itu diulang, janganlah saya dianggap musuh," ucap Pandu.
"Yang saya sampaikan untuk koreksi agar upaya penanganan pandemi fokus untuk mengendalikan penularan," kata dia.
Sebelumnya, akun Twitter ahli Pandu Riono @drpriono diduga diretas.
Pada Rabu (19/8/2020) malam, terdapat unggahan yang berisi foto dan informasi bersifat pribadi di akun Pandu.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, pada Jumat (21/8/2020), Pandu mengaku akun Twitter-nya belum kembali pulih pasca-peretasan.
"Belum dan masih dibantu oleh teman-teman," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (21/8/2020). "Langkahnya (setelah ini) hanya ingin bisa nge-tweet lagi," kata dia.
Pandu mengatakan, peretasan terhadap akun pribadinya tidak menyurutkan langkahnya untuk mengkritik kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19.
Jika tidak menggunakan media sosial, dia akan menyampaikannya dengan cara lain.
"Saya tidak pernah berniat untuk berhenti untuk menyampaikan pada setiap kesempatan, baik dalam pertemuan ilmiah atau media sosial," kata Pandu.
Baca juga: Situs Diretas, Tirto.id Konsultasi dengan LBH dan Dewan Pers
Sementara itu, saat disinggung tentang pelaku peretasan, Pandu mengaku enggan melaporkannya kepada kepolisian, meski menurut dia seharusnya kasus ini ditangani pemerintah.
Pandu mengatakan, saat ini ia ingin lebih fokus terhadap isu penanganan pandemi Covid-19 yang dinilai belum berhasil.
Dia berharap, masyarakat tidak terpancing dengan adanya pengalihan isu.
Selama pandemi Covid-19, Pandu Riono memang aktif memberikan informasi seputar penyakit tersebut.
Selain di media sosial, Pandu juga kerap membagi informasi di media cetak, media online, ataupun televisi.
Tak hanya mengedukasi, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini pun kerap menyampaikan kritik atas penanganan Covid-19 oleh pemerintah, salah satunya mengingatkan perihal tidak efektifnya rapid test, pelaksanaan PSBB, hingga penerapan new normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.