Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Tidak Ada Organisasi atau Orang yang Konsisten Sebarkan Pandemi

Kompas.com - 03/08/2020, 13:33 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Arie Rukmantara menyatakan, sepanjang sejarah pandemi yang pernah ada di dunia, tidak ada satu pun organisasi atau orang yang konsisten menyebarkan pandemi. 

Catatan sejarah tersebut juga sekaligus menampik tudingan sebagian orang tentang pandemi Covid-19 yang merupakan konspirasi atau propaganda pihak-pihak tertentu

"Sepanjang sejarah, dari mulai pandemi ditemukan tahun 1500-an sampai sekarang belum ada satu organisasi atau satu orang yang konsisten secara terus-menerus (dalam) 100 tahun kerjaannya ingin menyebarkan pandemi," ujar Arie yang juga penulis buku sejarah pandemi berjudul Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda dalam konferensi pers di BNPB, Senin (3/8/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Menghadapi Pandemi Covid-19 Tugas yang Luar Biasa Berat

Arie mengatakan, pandemi yang terjadi sejak ratusan tahun lalu selalu terjadi secara sporadis.

Kemunculannya pun bisa terjadi di mana saja, seperti di Mesir, Yunani, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan di bagian dunia lainnya.

Ia mengatakan, fakta tersebut juga terekam dalam buku-buku sejarah lainnya yang tidak berkaitan dengan adanya wabah atau pandemi.

Salah satunya adalah buku biografi Slamet Iman Santoso berjudul :Warna Warni Pengalaman Hidup Slamet Iman Santoso" yang memuat cerita tentang tukang kain kafan yang ramai tapi harus menutup tokonya sehingga dibuka dengan paksaan polisi.

Baca juga: Jubir Satgas: Covid-19 Bukan Konspirasi, Tak Ada Ruang untuk Kita Lengah

Bukti lainnya adalah wawancaranya langsung ke ketua adat di Tana Toraja, Sulawesi Selatan saat menulis buku "Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda".

Ketua adat di Tana Toraja bisa menggambarkan pernah ada pandemi, dengan bukti adanya jasad-jasad korban wabah atau pandemi yang dibiarkan berserakan.

Jasad-jasad tersebut tidak disimpan di lubang-lubang gua sebagaimana tradisi daerah tersebut

Dalam bukunya tersebut, Arie juga menuliskan tentang rentang waktu tertentu terjadinya pandemi.

Baca juga: Doni Monardo: Covid-19 ibarat Malaikat Pencabut Nyawa, Bukan Konspirasi!

Dalam teori di kesehatan hewan, kata dia, setiap 18 bulan bisa ditemukan penyakit-penyakit baru.

Termasuk selama pandemi Covid-19 ini pun, sudah banyak ditemukan penyakit baru.

"Dari tahun 1700 ada interval kelihatan paling tidak 50 tahun sekali atau 11 tahun sekali, kita ketemu pandemi flu," kata dia.

Contohnya pandemi flu yang terjadi pada tahun 1957-1968, termasuk pada tahun 1918 yang paling luar biasa karena menewaskan puluhan juta orang.

"Jadi sebenarnya pandemi itu berulang. Ini yang agak sulit mencari atau menemukan orang yang konsisten dari tahun 1700 sampai 2020 melakukan konspirasi, menaruh virus dimana-mana di sleuruh dunia. Karena arsip kita tidak menangkap ada satu aktor atau satu kelompok, semuanya sporadis," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com