Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuri: Terapkan Protokol Kesehatan Bukan Karena Anjuran Pemerintah!

Kompas.com - 07/06/2020, 17:38 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan virus corona harus lebih ditingkatkan lagi.

Memasuki era new normal, menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun harus terus digencarkan.

Itu semua harus dilakukan atas kesadaran masyarakat sendiri agar terhindar dari Covid-19.

"Kita melakukan ini bukan karena dianjurkan pemerintah, diperintahkan institusi tempat kerja kita. Tapi melakukan karena sepenuhnya kesadaran kita karena ingin aman dari Covid-19," kata Yuri dalam konferensi pers di BNPB, Minggu (7/6/2020).

Baca juga: TNI-Polri Janji Kedepankan Humanisme Saat Mengawal New Normal

Yuri yakin kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan di era new normal akan meningkat secara bertahap.

Beberapa tempat potensi terjadinya penularan yang harus diingat oleh masyarakat, antara lain pegangan pintu, tombol lift, pegangan tangga dan benda-benda lainnya yang terjangkau tangan.

Oleh karena itu, mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir juga menjadi sangat penting disamping menjaga jarak dan menggunakan masker.

"Jika tidak cuci tangan, akan terjadi pemindahan virus ini ke tangan kita. Kalau kita sentuh mulut, hidung, mata tanpa cuci tangan, maka akan terjadi transfer virus ke kita," kata dia.

"Jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan harus jadi norma dan kebiasaan baru di kehidupan kita sehari-hari jika kita ingin aman tidak tertular Covid-19," lanjut Yuri.

Kebiasaan baru ini pun harus terus diedukasi kepada masyarakat secara terus-menerus karena hal itu menjadi faktor menentukan keberhasil memutus rantai penularan Covid-19.

Diberitakan, jumlah pasien terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia per Minggu ini bertambah sebanyak 672.

Baca juga: Jelang New Normal, KPAI Minta Pemerintah Subsidi Kuota Internet dan Fasilitas Pembelajaran Daring

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, dengan demikian, jumlah penderita Covid-19 di Tanah Air menjadi 31.186.

"Sehingga totalnya menjadi 31.186," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta.

Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir juga bertambah sebanyak 50 sehingga akumulasinya menjadi 1.851.

Sementara, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 10.498.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com