Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangkan 1.500 Cartridge, Pemerintah: Untuk Percepat Penentuan Status PDP Covid-19

Kompas.com - 04/05/2020, 22:53 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, 1.500 cartridge yang baru saja didatangkan oleh pemerintah diharapkan mampu mempercepat penentuan kepastian status pasien dalam pengawasan (PDP).

"Tujuan dari pemeriksaan ini adalah dalam rangka memprioritaskan pada kasus-kasus PDP. Terutama agar bisa dengan cepat kita tentukan statusnya apakah yang bersangkutan konfirmasi positif atau bukan dari Covid-19 ini," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (4/5/2020).

Cartridge merupakan elemen yang nantinya dipasang di mesin TB-TCM. Mesin TB-TCM saat ini umumnya digunakan sebagai alat diagnosis pasien TBC.

Baca juga: Gunakan Mesin TB-TCM, Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Bisa Lebih Banyak dan Cepat

Dengan pemasangan cartridge, mesin TB-TCM dapat dikonversi sebagai alat pemeriksaan Covid-19.

Jika memang PDP terkonfimasi positif, menurut Yuri, ada dua hal yang harus segera dilaksanakan.

Pertama, yakni segera melakukan isolasi ketat kepada PDP itu.

"Tentunya disertai dengan upaya layanan kesehatan yang komprehensif. Kedua adalah untuk pegangan dalam rangka melakukan contact tracing (terhadap PDP positif itu)," kata dia. 

Yuri juga menyebut, dua hal tersebut penting karena jika tidak segera ditangani, individu positif yang ada di tengah masyarat bisa menjadi sumber penularan baru Covid-19.

"Padahal, ini adalah bagian dari rantai penularan yang harus kita putus," ucap dia. 

Sebelumnya, Yuri mengungkapkan bahwa pemerintah telah menerima sebanyak 1.500 cartridge dari rencana pengadaan sebanyak 172.000 cartridge untuk Indonesia.

Sebanyak 1.500 cartridge itu telah disebarkan ke sejumlah daerah, antara lain Sukabumi, Banyumas, Kediri, Lumajang, Palangkaraya, Balikpapan, Kendari, Sumbawa, Mimika, Merauke, Yapen, sorong, ternate, Tarakan dan Nunukan.

"Sudah kita distribusikan untuk memperpendek waktu tunggu pemeriksaan spesimen. Agar kemudian digunakan sebagai alat untuk bisa melaksanakan pemeriksaan Covid-19 ini dengan menggunakan mesin TB-TCM," ujar dia.

Baca juga: Pemeriksaan dengan Mesin TB-TCM Diprioritaskan untuk Daerah yang Banyak Kasus Covid-19

Dengan demikian, ia berharap di kota-kota tersebut bisa dilakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri.

"Ini adalah bagian dari upaya kita untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan yang lebih banyak, lebih masif dan kemudian nantinya akan disertai dengan pelaksanaan isolasi yang lebih ketat," kata Yuri.

Sebelumnya Yurianto menyampaikan, pemerintah akan menambah fasilitas diagnosis Covid-19 dengan mengaktifkan alat berupa mesin TB-TCM.

"Kita akan mengaktifkan beberapa alat diagnosis yang semula kita pakai untuk pemeriksaan Tuberkolusis (TBC). Ternyata secara teknologi (alat itu) bisa dikonversi untuk digunakan melaksanakan pemeriksaan Covid-19," pada 3 Maret 2020 lalu.

Baca juga: Percepat Diagnosis Covid-19, Pemerintah Segera Lakukan Pemeriksaan Lewat Mesin TB-TCM

Yuri menyebut, jumlah mesin TB-TCM itu cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, untuk aktivasi pemeriksaan Covid-19 masih diperlakukan beberapa konversi dari mesin dan kemudian beberapa setting secara khusus, salah satunya dengan memasang cartridge pada mesin TB-TCM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com