Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Fenomena "Menekan Balon" Saat Penerapan PSBB, Apa Artinya?

Kompas.com - 03/05/2020, 12:57 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute, Amin Soebandrio mengaku khawatir jika pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak dilaksanakan secara maksimal justru akan bermasalah di kemudian hari.

"Yang saya khawatirkan adalah fenomena kita menekan balon. Jadi kita tekan di sini munculnya di tempat lain," kata Amin dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Minggu (3/5/2020).

Sebagai contoh, pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta. Sebelumnya, menurut pakar epidemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono, PSBB di Ibu Kota cukup efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Penerapan PSBB secara Maksimal Dinilai Efektif Tekan Penyebaran Covid-19

Pandu mengatakan, sekitar 60 persen warga DKI Jakarta bersedia untuk tetap berada di rumah selama penerapan PSBB.

Namun, di sejumlah wilayah, seperti di Jawa Tengah, tingkat kepatuhan warga untuk tetap berada di rumah masih di bawah 40 persen. Padahal, rata-rata tingkat kepatuhan nasional mencapai 50 persen.

Mengenai pernyataan Pandu, Amin mengatakan, jika ada satu daerah bersedia menerapkan kebijakan ketat sementara pada saat yang sama ada daerah yang belum terlalu ketat penerapannya, maka potensi penyebaran Covid-19 di daerah lain akan lebih besar.

"Ya tadi Pak Yuri (juru bicara pemerintah Achmad Yurianto) sudah melaporkan bahwa itu (penyebaran virus) dipengaruhi pergerakan manusia. Artinya dengan PSBB, DKI bisa dikurangi populasinya (penyebarannya) saat ini," kata dia.

"Tapi kalau yang di pinggir Jakarta tidak digarap dengan baik, kita khawatir akan terjadi rebound, second wave," ujar Amin.

Baca juga: Tambah 15, Jumlah Pasien Positif di RSD Covid-19 Wisma Atlet Kini 739 Orang

Oleh karena itu, Amin menambahkan, perlu ada upaya yang lebih ketat untuk menekan munculnya episentrum baru, terutama di sekitar wilayah yang telah menerapkan kebijakan PSBB yang ketat.

Sebab, jika nantinya PSBB dilonggarkan, dikhawatirkan justru akan menimbulkan persoalan baru di kemudian hari akibat pergerakan manusia yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com