JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini stok alat pelindung diri (APD) di Indonesia semakin terbatas.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas bersama Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 melalui siaran konferensi video, Senin (30/3/2020).
"Laporan yang saya terima saat ini stok APD makin terbatas. Dan perhitungan menunjukkan bahwa kita membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei," ujar Jokowi.
Karena itu, ia meminta kepada tim gugus tugas untuk mempercepat pengadaan APD. Ia mengatakan produksi APD dalam negeri lebih diutamakan untuk memenuhi stok hingga akhir Mei.
Baca juga: Pemerintah Jelaskan Asal Bantuan APD untuk Jateng Bukan dari China
Menurut Jokowi, pengusaha dalam negeri sanggup untuk memenuhi stok APD bagi para tenaga medis di tengah pandemi Covid-19.
"Karena itu saya minta dilakukan percepatan pengadaan untuk APD dan saya juga minta agar digunakan produk dalam negeri," ujar Jokowi.
"Karena data yang saya terima ada 18 perusahaan produsen APD di negara kita," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menyebut, stok alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga kesehatan kian menipis.
Bahkan, di sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien Covid-19 stok APD dikabarkan hanya dapat bertahan untuk sepekan ke depan.
Oleh karena itu, pihaknya membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak untuk mencukupi kebutuhan APD dalam menangani perawatan pasien Covid-19.
Baca juga: Kami Siap Bertempur di Garda Depan, tetapi kalau Tidak Ada APD, Kami Mati
"Laporan kawan-kawan di lapangan begitu. Ada yang mengatakan persediaan APD di rujukan hanya bisa bertahan seminggu atau tujuh hari kedepan. Jadi memang harus terus mendapatkan suplai dan distribusi yang baik," kata Daeng usai menerima bantuan APD dari DPP PKS di Jakarta, Kamis (26/3/2020), dalam keterangan tertulis.
Daeng menegaskan, diperlukan kerja sama dari seluruh pihak untuk menangani wabah Covid-19. Tentunya, inisiatif yang telah dilakukan PKS, sebut dia, dapat ditiru oleh pihak lainnya.
"Kita semua yang menghadapi harus bergotong royong, jadi tidak hanya pemerintah tapi semua pihak membantu," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.