Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut Wabah Corona Diprediksi Belum Akan Berhenti dalam 6 Bulan

Kompas.com - 10/02/2020, 19:06 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan wabah penularan virus corona diperkirakan belum akan berhenti dalam enam bulan.

Perkiraan ini berdasarkan pembicaraan dengan Organisasi Kesehatan PBB, WHO.

"Setelah diskusi dengan teman-teman WHO, mereka pesimistis enam bulan (bisa) selesai (wabah)," ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).

Penyebabnya, lanjut dia, karena tren kejadian penularan virus corona sampai saat ini terus naik.

Baca juga: Chen Qiushi, Jurnalis Warga yang Dikarantina Polisi karena Beritakan Virus Corona

"Jumlah yang confirm (yang tertular) virus corona per hari belum menunjukkan penurunan. Masih begitu-begitu saja (tinggi)," tutur Yuri.

Karena itu, tindakan untuk menutup area sumber penularan atau melakukan karantina terhadap orang yang diduga terjangkit virus corona sudah merupakan langkah tepat.

Saat ini, otoritas kesehatan sedang mengamati perilaku virus ini.

"Tindakan-tindakan epidemologi udah benar. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana perilaku penyakitnya ini. Oleh karena itu belum bisa melihat trennya ya kapan, Sehingga dalam diskusi (dengan WHO) kemarin bisa lebih dari enam bulan," kata Yuri.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketidakpastian inilah yang membuat mahasiswa Indonesia yang saat ini diobservasi di Natuna menjadi khawatir.

Mereka diketahui masih terdaftar sebagai mahasiswa di sejumlah universitas Kota Wuhan.

"Yang dikhawatirkan teman-teman mahasiswa adalah kuliah mereka bisa lebih dari satu semester molornya, " ungkap Yuri.

Meski para mahasiswa tersebut saat ini bisa menjalani perkuliahaan secara online, tetapi mereka tidak bisa melakukan praktikum.

"Ada 10 orang mahasiswa yang saat ini sedang kuliah semester delapan. Seharusnya mereka praktik kedokteran. Mereka mulai khawatir Kota Wuhan masih akan tetep lock down sampai satu semester. Apakah bisa kembali lagi untuk kuliah atau tidak?, " tambah Yuri.

Diberitakan, Wabah virus corona yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada Desember.

Wabah ini kemudian menyebar ke daerah lain.

Baca juga: Erick Thohir Khawatir Virus Corona Bisa Pupuskan Mimpi Indonesia Jadi Negara Besar

Hingga Minggu (9/02/2020), korban jiwa akibat virus corona sudah mencapai angka 814.

Sehingga, korban jiwa akibat virus corona telah melampui wabah SARS di China pada 2002-2003 silam dengan 744 orang.

Sebagai antisipasi penyebaran, pemerintah China melakukan "penguncian" wilayah Wuhan, akses keluar masuk kota tersebut sangatlah dibatasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com