Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 WNA yang Diobservasi di Natuna Berkewarganegaraan Amerika Serikat

Kompas.com - 05/02/2020, 07:15 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan, satu orang warga negara asing (WNA) yang diobservasi di Natuna berkewarganegaraan Amerika Serikat.

Observasi tersebut dilakukan pasca-evakuasi 237 WNI dan 1 WNA dari Wuhan, China, karena wabah virus corona.

"Warga Amerika Serikat," ujar Anung saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Kemenkes: 237 WNI dan 1 WNA di Natuna dalam Kondisi Sehat

 

Menurut Anung, WNA tersebut memiliki istri seorang WNI.

 

Mereka akan menjalani masa observasi selama 14 hari

"Istrinya asli Jambi, " kata Anung.

Anung pun memastikan seluruh warga di lokasi observasi dalam kondisi kesehatan yang baik.

"Semua baik. Sebanyak 238 orang yang dipulangkan dari Wuhan, termasuk (di dalamnya) satu WNA, semua sehat," kata Anung.

Ikut diobservasi bersama istri dan anak

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengaku belum bisa memastikan kewarganegaraan satu WNA tersebut.

"Benar orang asing, hanya saja asal negaranya saya tidak tahu persis, apakah orang Amerika Serikat atau Inggris. Sebaliknya (pihak) imigrasi sudah tahu," katanya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Turut Evakuasi 1 WNA dari Wuhan ke Natuna

 

Menurut Faiza, karena beristrikan orang Indonesia, maka WNA itu ikut menjalani observasi di Natuna.

Ia juga mengkonfirmasi bahwa anak dari WNA itu ikut diobservasi di Natuna.

"Yang bersangkutan diikutkan evakuasi (dari Wuhan) karena beristrikan orang Indonesia dan punya anak juga. Ya terserah dia dengan istri (nantinya) mau lanjut di Indonesia atau ke negara asal sang suami, " jelas Faiza.

"Betul (anak dan istri ikut diobservasi)," tambah dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com