Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Ingatkan Imunisasi Vaksin Pneumokokus Tak Cegah Virus Corona

Kompas.com - 24/01/2020, 21:38 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menuturkan bahwa saat ini banyak masyarakat yang melakukan imunisasi vaksin pneumokokus untuk mencegah terjangkit virus corona.

Padahal, ada perbedaan antara pneumokokus dan corona.

"Banyak ibu-bu yang tidak tahu dari mana sumbernya, meyakini bahwa anak atau cucunya dipaksa cepat-cepat imunisasi pneumokokus. Padahal, pneumokokus dan corona itu beda, pneumokokus itu bakteri sedangkan corona itu virus," kata Achmad di Kantor Kemenkes, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).

Baca juga: Dampak Virus Corona, Kemenkes Minta Tak Panik ke Orang Baru Datang dari China

Achmad mengatakan, banyak masyarakat yang khawatir dengan virus corona sehingga mereka melakukan vaksin di rumah sakit, klinik, maupun dokter swasta.

Mereka rela mengantre dan mengeluarkan uang lebih demi imunisasi vaksin pneumokokus yang harganya sangat mahal. 

Sebab vaksin tersebut bukan merupakan vaksin program pemerintah sehingga siapapun yang ingin diimunisasi harus mengeluarkan biaya sendiri.

Salah satunya, antrean imunsiasi vaksin tersebut terjadi di RS Mitra Keluarga, Bekasi.

"Di rumah sakit, praktik dokter sudah antre minta disuntik pneumoni. Padahal pneumoni yang kita miliki itu vaksin terhadap pnemokukus, pnemokukus itu bakteri, sedangkan yang kita hebohkan sekarang virus. Jadi enggak nyambung," kata dia.

Baca juga: Soal Virus Corona, Wapres Maruf Amin Tegaskan Pemerintah Sudah Antisipasi

Achmad mengatakan, fenomena ini juga menjadi bukti bahwa di tengah masyarakat terjadi kegelisahan luar biasa akibat virus corona.

Ia pun mengimbau masyarakat agar bisa memproteksi diri dan menjaga kebersihan.

Ditambah lagi, sejauh ini informasi dari WHO menyatakan bahwa virus corona memiliki risiko yang tinggi untuk China dan belum menjadi ancaman kesehatan masyarakat dunia.

"Disebabkan karena penularan orang ke orang hanya ditemukan di China saja. Di luar China tidak diyakini," kata dia.

"Beberapa kasus di Vietnam, Jelang, Amerika, Singapura, Thailand, itu semua ada riwayat sebelumnya ke Wuhan tapi setelah di sana tidak menular ke orang lain," ucap dia.

Baca juga: Komisi IX Koordinasi dengan Menkes soal Virus Corona, Minta Masyarakat Tak Panik

Adapun virus corona (coronavirus) jenis baru teridentifikasi merebak di Kota Wuhan, China.

Jenis virus ini menyebabkan wabah pneumonia di kota tersebut dan menyebar hingga ke beberapa negara, salah satunya Jepang.

Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia.

Tercatat per Selasa (21/1/2020) sebanyak 4 orang meninggal dunia di China akibat virus tersebut. Bahkan sedikitnya 15 petugas medis di Wuhan juga terinfeksi virus tersebut.

Diketahui, belum ditemukan vaksin untuk pengobatan virus yang baru ditemukan tahun 2019 ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com