Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian BUMN Pastikan Krisis Garuda Indonesia Diselesaikan Secepatnya

Kompas.com - 14/12/2019, 13:33 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Protokol dan Humas Kementerian BUMN Ferry Andrianto mengatakan, proses penyelesaian krisis di Garuda Indonesia saat ini terus berlangsung.

Pihaknya memastikan persoalan yang dihadapi Garuda Indonesia akan diselesaikan secepatnya.

"Secara hukum kami berjalan, kemudian secara sistem manajemen juga berjalan. Perbaikan ini harus menjadi PR ke depannya karena bisnis Garuda Indonesia saat ini relatif masih punya harapan bagus," ujar Ferry dalam diskusi bertajuk "Garuda dan Momentum Pembenahan BUMN" di Kedai Sirih Merah, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2019).

Baca juga: Garuda Indonesia Punya 7 Anak dan 19 Cucu Perusahaan

Karena itu, lanjut dia, keberlangsungan perusahaan maskapai penerbangan tersebut harus dijaga.

"Jadi, kekisruhan maupun masalah yang dihadapi ini harus segera diakhiri, diselesaikan oleh semua pihak terkait. Kami juga harapkan semua pihak menahan diri dan tidak perlu diperpanjang," tambah Ferry.

Sebab, kata dia, seluruh insan BUMN saat ini punya keinginan yang sama, yakni ingin Garuda Indonesia bisa diselamatkan.

Baca juga: Laporan VP Garuda Indonesia soal Tudingan Germo Berlanjut ke Pemeriksaan Saksi

Menurut Ferry, pihaknya ingin agar pembenahan diselesaikan secepatnya.

Memasuki 2020, pihaknya mentargetkan pembenahan bisa mencapai titik positif.

"Saat ini sudah ada keputusan Dewan Komisaris yang telah ditindaklanjuti dengan Rapat Umum Pemegang Saham. Sehingga mari kita ikuti proses yang sedang dilakukan oleh Pak Menteri untuk melakukan PR perbaikan ini," tambah Ferry.

Sebelumnya, polemik Garuda Indonesia diawali oleh tindakan penyalahgunaan jabatan oleh mantan Dirut Garuda Ari Askhara yang membawa motor Harley dan sepeda Bromptom ilegal ke dalam bagasi pesawat beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ada Akun Twitter yang Menyudutkan, Karyawan Garuda Indonesia: Cercaan dan Fitnah Sudah Biasa

Usai pencopotan Ari Ashkara, Garuda kembali diserang isu tak sedap terkait perilaku buruk para direksi.

Pramugari Garuda Indonesia kemudian meminta Menteri BUMN Erick Thohir menyapu bersih orang-orang dekat Ari Askhara di tubuh maskapai plat merah itu.

Hal tersebut dikemukakan salah satu pramugari Garuda Indonesia usai bertemu Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

“Menurut saya, kita juga perlu menghapus orang-orang di bawah direksi yang memiliki startegi yang sama dengan bapak Ari Askhara, ide yang sama dengan direksi sebelumnya, dan praktik buruk serta ilegal yang sama juga,” ujar Adel.

Kompas TV

Petugas kepolisian dari Polres Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang telah memeriksa 2 orang saksi kasus pencemaran nama baik dengan pelapor dari pihak Garuda Indonesia.

Pelaporan ditujukan kepada akun twitter @digeeembok dalam kasus pencemaran nama baik. Polisi telah memeriksa 2 orang saksi dari pihak pelapor.

Baca Juga: Dituduh Germo, VP Garuda Indonesia Laporkan Akun Twitter @digeeembok

Selama proses penyelidikan petugas kepolisian dari Polres Soekarno-Hatta terus berkoordinasi dengan Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya untuk melacak pemilik akun.

#Digeeembok #GarudaIndonesia #Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com