Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Ingin Petani dan Nelayan Fokus ke Pascaproduksi

Kompas.com - 10/12/2019, 16:51 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin pertanian dan perikanan Indonesia tidak hanya fokus ke aspek produksi (on farm) tapi juga aspek pascaproduksi (off farm).

Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas membahas akselerasi penguatan ekonomi sektor pertanian dan perikanan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Jokowi mengatakan, pertanian dan perikanan Indonesia selama ini hanya fokus pada upaya produksi, namun tidak pernah menyentuh aspek pasca produksi. Oleh karena itu Jokowi ingin mengubah hal ini.

Baca juga: Nelayan Kepiting Tewas Dimakan Buaya, Badan Korban Tinggal Separuh

"Petani dan nelayan perlu keluar dari aktivitas on farm menuju ke off farm dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani dan perikanannya melalui pengolahan produk pertanian dan perikanan maupun pengembangan usaha berbasis pertanian dan perikanan," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi menyebut petani dan nelayan perlu skema pembiayaan dan pendampingan. Dari sisi pembiayaan, Indonesia telah memiliki skema kredit usaha rakyat (KUR) yang plafon anggarannya mencapai Rp190 triliun dengan bunga 6 persen pada 2020.

"Saya sudah perintahkan KUR agar didesain dengan skema-skema khusus per cluster sehingga bisa sesuai dengan kebutuhan grace period produksi pasar pertanian maupun perikanan," kata Jokowi.

Namun menurut dia, pembiayaan petani dan nelayan tetap perlu diikuti dengan pendampingan dalam pengelolaan keuangan, pembuatan kemasan, branding serta pemasaran.

Jokowi juga mengingatkan, pemerintah perlu mulai mendorong petani dan nelayan yang selama ini bergerak dalam skala ekonomi kecil-kecilan untuk bergabung serta berkolaborasi dalam kelompok-kelompok atau korporasi besar sehingga memiliki nilai skala ekonomi yang juga besar.

Baca juga: Kapal Nelayan Meledak, Nakhoda Menderita Luka Bakar di Sekujur Tubuh

"Sehingga dalam korporasi nanti petani dan nelayan bisa lebih efektif dalam mendapatkan bahan baku, mengakses modal kerja dan investasi dan melakukan upaya untuk memasarkan produk mereka agar bisa masuk ke supply chain nasional maupun global," kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.

Jokowi mengingatkan, sektor perikanan dan pertanian adalah sektor yang sangat penting dan strategis.

Sektor ini bukan hanya menjadi penyedia bahan pangan bagi lebih dari 260 juta penduduk Indonesia, tapi juga mampu menampung tenaga kerja yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com