Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silaturahim dengan Muhammadiyah, PKS Dapat Masukan sebagai Oposisi

Kompas.com - 05/12/2019, 12:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (4/12/2019), menggelar kunjungan silaturahim dengan pengurus pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dalam kunjungan tersebut, PKS mendapat masukan tentang bagaimana mematangkan demokrasi sebagai partai penyeimbang.

"Kami mendapat masukan tentang bagaimana mematangkan demokrasi, menjaga logika dasar demokrasi dengan cara bagaimana kami menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang (oposisi)," ujar Presiden PKS Sohibul Iman sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (5/12/2019).

Baca juga: Pilkada 2020, PKS Tegaskan Buka Koalisi dengan Parpol Manapun

Menurut Sohibul, pihaknya juga diminta bisa menyinergikan nilai keislaman dengan nilai dasar bangsa Indonesia. Terlebih lagi, terhadap dasar negara Pancasila.

Sohibul menegaskan, kedua pihak sama-sama memahami bahwa visi dan misi bangsa Pancasila sudah final.

"Baik PKS maupun Muhammadiyah telah sepakat dengan konsensus dasar negara yang telah selesai," tambah Sohibul.

Baca juga: Keinginan PKS Bangun Kekuatan Oposisi dan Sambutan Positif Tommy Soeharto...

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pertemuan kedua pihak membahas persoalan bangsa.

"Yang paling pokok PP Muhammadiyah dan PKS membicarakan bagaimana Indonesia ke depan, di mana kita banyak tantangan dari dalam dan luar," tutur Haedar.

"Akan tetapi, kita banyak miliki modal politik, budaya, sosial, rohani. Kami optimis Indonesia akan semakin baik ke depan. Hanya saja, harus ada kontinuitas antara jiwa, pikiran, dan kemauan," lanjut dia.

Menurut Haedar, PKS dan Muhammadiyah berasal dari napas yang sama, yakni reformasi. Dengan begitu, keduanya dapat bersama-sama memperjuangkan cita-cita reformasi.

Baca juga: PKS: Kami Oposisi di Pusat, Tidak di Provinsi dan Kabupaten/Kota

"Kami dulu kan satu napas ya, Muhammadiyah dan PKS sebagai elemen reformasi. Sehingga cita-cita reformasi untuk meneguhkan bangsa jangan sampai padam," tambah Haedar.

Dalam pertemuan itu, hadir pula Sekjen PKS Mustafa Kamal, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, dan Ketua Dewan Syariah PKS Surahman Hidayat.

Selaku tuan rumah, ada Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti. 

 

Kompas TV

Ustaz Abdul Somad (UAS) resmi bercerai dari istri, Mellya Juniarti. Pengadilan agama telah kabulkan permohonan cerai talak diajukan uas pada sang istri, Mellya Juniarti.

Permohonan cerai dikabulkan hakim Pengadilan Agama Bangkinang digelar di Ruang Sidang Umar Bin Khatab tanpa dihadiri Ustaz Abdul Somad atau Mellya Juniarti pada Selasa (3/12/19).

Dilansir dari Tribunnews.com, terkait dengan perkara perceraian Ustadz Abdul Somad di Pengadilan Agama Bangkinang, Humas Pengadilan Agama Bangkinang, Muliyas S.Ag membenarkan pengadilan menerima dan menangani perkara perceraian Ustaz Abdul Somad.

Ia juga menuturkan terkait kasus perceraian ini, para pihak, yakni Ustaz Abdul Somad dan Mellya Juniarti masih punya waktu 14 hari untuk berpikir menerima putusan atau melakukan upaya hukum lainnya. 

Kabar perceraian Ustaz Abdul Somad dan Mellya Juniarti karena sudah tak cocok lagi. Sebelumnya, perkara perceraian ini sudah melakukan 11 kali proses sidang termasuk dilakukan proses mediasi.

#UstazAbdulSomad #MellyaJuniarti #UASCerai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com