Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Desa Dinilai Harus Jadi Dana Stimulan, Bukan Ketergantungan

Kompas.com - 07/11/2019, 09:23 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alokasi dana desa yang diberikan kepada desa-desa di Tanah Air diharapkan jadi dana stimulan dan bukan malah menjadi dana ketergantungan dari desa-desa tersebut.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Jaweng mengatakan, jika sebuah desa sudah ketergantungan dengan dana desa, maka desa tersebut tak bisa berkembang sendiri.

"Proyeksinya adalah dana desa ini harus makin lama makin dilihat sebagai dana stimulan, menstimulasi munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi mandiri dari masyarakat. Jadi bukan malah menciptakan ketergantungan seakan-seakan desa itu hidup dari dana desa," kata Robert saat dihubungi, Rabu (6/11/2019).

Dia mengatakan, dalam penggunaan dana desa pada lima tahun terakhir, alokasi dana desa untuk infrastruktur mulai terasa. Antara lain untuk pertanian, transportasi, hingga energi.

Baca juga: Masalah Desa Fiktif, Pemerintah Dinilai Lemah Memverifikasi Dana Desa

Sementara untuk lima tahun ke depan, kata dia, sumber daya manusia (SDM) perlu difokuskan dalam penggunaan dana desa sebagaimana visi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Fokus pada alokasi kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial. Tiga itu untuk meningkatkan kualitas SDM di desa, visinya berarti bagaimana pemberdayaan, institusi atau kelembagaan ekonomi desa itu makin kuat," kata dia.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur dari dana desa belum menjadi dana desa sebagai dana stimulan.

Namun, jika dana desa tersebut diperkuat untuk badan usaha milik desa (bumdes), penguatan koperasi desa, dan dana bergulir, kata dia, maka dana desa bisa menjadi dana stimulan.

"Kalau suatu waktu ada desa yang gagah mengatakan bahwa kami tidak akan butuh lagi dana desa karena sudah mandiri, bisa menghasilkan. Itu berarti berhasil," kata dia.

"Jangan memutar di dana desa saja, kalau itu bukan menciptakan pemberdayaan tapi ketergantungan yang ada," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com