Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan dari Pak Jenggot, Densus Tangkap 6 Terduga Teroris

Kompas.com - 28/10/2019, 17:57 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Sabtu (26/10/2019) kemarin, menangkap enam terduga teroris.

"Densus 88 telah melakukan upaya penangkapan terhadap enam teroris yang dilaksanakan pada Sabtu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Densus 88 Diminta Lepas Sepatu Saat Geledah Kos Terduga Teroris

Tiga orang ditangkap di Bekasi, yaitu JF, R dan HC. Kemudian, BS dan AR alias Ali ditangkap di Depok. Terakhir, yakni SG, ditangkap di Bogor.

Asep menjelaskan, serangkaian penangkapan itu merupakan hasil pengembangan dari keterangan terduga teroris yang ditangkap sebelumnya, yakni Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot (51).

Endang sendiri telah ditangkap di Kelurahan Nanggewer RT 002 RW 003, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Mei 2019.

Berdasarkan keterangan polisi, keenam terduga teroris tersebut telah melakukan baiat kepada ISIS hingga berencana mengganggu proses demokrasi.

Baca juga: Erdogan Tuduh Negara Barat Mendukung Teroris di Suriah

Namun, tak disebutkan lebih rinci mengenai rencana tersebut.

"Enam orang ini merupakan bagian dari seluruh kelompok yang mereka menamakan dirinya Daurut Daulah," ujar Asep.

"Mereka berbaiat kepada ISIS dan kegiatan mereka beberapa waktu lalu konsentrasinya adalah untuk mengganggu jalannya proses demokrasi kita," sambung dia. 

 

Kompas TV Bantahan soal penjegalan AHY menjadi menteri disampaikan poliitisi PDI-P yang juga Ketua DPR Puan Maharani. Menurut Puan penunjukan menteri merupakan proses yang panjang dan sepenuhnya hak presiden. Dia juga menyebutkan hubungan PDI-P dan Megawati Soekarnoputri dengan keluarga Susilo Bambang Yudhoyono tetap baik. Menurut Puan tudingan tersebut akan mengesankan seolah-olah ada masalah dalam pemilihan kabinet. Partai Demokrat memang tak masuk Kabinet Indonesia Maju meski sang Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana beberapa waktu lalu. Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief pun menyinggung Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri yang menyebut bahwa gagalnya AHY masuk kabinet karena dendam Megawati pada SBY. Usai Jokowi dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2019 Partai Demokrat memang memberikan dukungannya kepada Pemerintahan Joko Widodo. Meski begitu saat pengumuman kabinet tidak ada kader Demokrat yang terpilih baik sebagai menteri maupun wakil menteri. #AgusHarimurtiYudhoyono #Menteri #PDIP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com