Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI: Hak Prerogatif Presiden Itu Tidak Bebas Lepas...

Kompas.com - 22/10/2019, 19:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris berharap, Presiden Joko Widodo memprioritaskan kepentingan publik dalam penyusunan kabinet kerja jilid 2.

Meski penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Jokowi selaku Presiden, hak itu dibatasi oleh apa yang disebut Syamsuddin sebagai moralitas publik.

"Yang namanya otoritas atau hak prerogatif presiden itu pun tidak bebas lepas, begitu loh. Otoritas presiden dipagari oleh, saya menyebutnya moralitas publik," kata Syamsuddin dalam diskusi bertajuk Mencermati Kabinet Jokowi Jilid 2 di Upnormal Raden Saleh, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Baca juga: Tolak Prabowo Masuk Kabinet, Aktivis 98: Masih Banyak Relawan Jokowi yang Cocok Jadi Menteri

Syamsuddin menafsirkan moralitas publik sebagai kepentingan publik memperoleh menteri yang laik.

Bukan semata dalam hal profesionalitas tetapi juga rekam jejak, moralitas, dan integritas.

"Itu hak publik. Pak Jokowi dibatasi dengan itu. Tidak kemudian punya hak prerogatif, presiden lalu semaunya. Presiden itu mendapat mandat masyarakat ya, tidak bebaslah. Namanya kan mandat, jadi harus melaksanakan apa yang diinginkan publik, apa yang menjadi aspirasi publik," kata dia.

Di sisi lain, Syamsuddin juga meminta agar partai-partai pendukung tak menuntut jatah menteri, meski sebenarnya Jokowi juga akan mempertimbangkan jatah menteri.

Sebab, ia menilai, dalam koalisi tak ada kesepakatan mutlak antara Jokowi dan partai-partai koalisi terkait jatah menteri.

Baca juga: Soal Menteri Kabinet, Pihak PAN Sebut Kadernya Belum Dipanggil Jokowi

Ia meminta partai-partai pendukung untuk menghormati hak Jokowi dalam menentukan kabinetnya.

"Tidak ada semacam kesepakatan di dalam koalisi mengenai saya mendukung Anda, tapi saya dapat apa? Tidak ada konsensus yang mendasari terbentuknya koalisi karena itu. Ini kan koalisi yang sangat longgar," kata dia.

"Sehingga tidak laik bagi parpol untuk menggugat atau menagih jatah kursi menteri. Bukan hanya tidak ada hak, tapi juga sebetulnya tidak etis. Walaupun nanti saya akan katakan juga tidak etis juga bagi Jokowi tidak memberi parpol jatah," kata Syamsuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com