Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Jaring 50 Orang Calon Komisioner Lewat Uji Publik dan Psikologi

Kompas.com - 10/10/2019, 18:03 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menjaring 50 orang calon komisioner yang akan mengikuti tahapan seleksi uji publik dan psikologi pada 14-15 Oktober 2019 mendatang.

Ketua Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komnas Perempuan Periode 2020-2024 Usman Hamid mengatakan, para komisioner Komnas Perempuan yang terpilih nantinya harus bisa menurunkan angka tindak kekerasan yang terjadi pada perempuan.

"Banyak pengaduan yang disampaikan Komnas Perempuan. Namun setiap tahun, laporan mereka pada hari peringatan internasional perempuan, angka-angka kekerasan perempuan terus meningkat," kata Usman dalam konferensi pers calon komisioner Komnas Perempuan, Kamis (10/10/2019).

Baca juga: Permintaan Maaf Komnas Perempuan soal RUU PKS...

Menurut Usman, harus ada usaha ekstra untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Salah satu cara adalah memperkuat Komnas Perempuan.

"Memperkuat fungsi dan mandat lembaga ini dan dampak, itu sangat ditentukan oleh komisioner dan orang-orang yang akan menjalankan lembaga tersebut," kata dia.

Apalagi, turunnya angka kekerasan perempuan ini sedang ditunggu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sejak 2002, kata dia, tren kekerasan terhadap perempuan turun naik. Salah satunya data Komnas Perempuan menunjukkan, pada 2015-2016 sebanyak 321.752 kasus, 2016-2017 sebanyak 259.150 kasus, dan 2017-2018 sebanyak 348.446 kasus.

"Tapi itu belum cukup untuk gunakan kesimpulan kekerasan terhadap perempuan  memburuk, bisa saja itu yang dilaporkan bisa jadi yang sebenarnya lebih besar dari itu," kata dia. 

Usman mengatakan, ada 132 orang yang mendaftar sebagai calon komisioner Komnas Perempuan, tetapi hanya 50 orang saja yang layak maju ke tahapan seleksi uji publik dan psikologi.

Uji publik, kata dia, merupakan forum terbuka yakni masing-masing calon anggota komisioner Komnas Perempuan diminta menyampaikan pandangan tentang tantangan Komnas Perempuan ke depan.

Terkait uji psikologi, anggota Pansel Komnas Perempuan Miryam Nainggolan mengatakan, uji psikologi tersebut baru pertama kali dilaksanakan.

"Dalam perjalanan Komnas Perempuan, baru kali ini diadakan pemeriksaan psikologi karena ada persyaratan-persyaratan yang dituntut para calon untuk jadi anggota Komnas Perempuan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com