JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, ada pihak yang mencoba memanas-manasi konflik di Papua.
Ini terlihat dari rentetan kerusuhan besar di Papua dalam sebulan terakhir.
"Ya tentu ada yang komporinnya, tetapi yang salah juga yang membuat isu-isu itu yang menyebabkan terjadinya (kerusuhan). Keduanya harus dikaitkan," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
"Memang ada suasana sejak lama, katakan ada OPM, gerakan yang ingin merdeka. Suasana itu ada. Nah begitu ada percikan, langsung membesar seperti itu," kata dia.
Terlebih, kata Wapres, pemicu dua kerusuhan besar di Papua itu sama, yakni kata-kata yang rasial.
Baca juga: Wapres Sebut Solusi Masalah Papua Tak Hanya Infrastruktur
Wapres meminta masyarakat di Papua tak mudah terpancing hal yang dapat memecah belah mereka di sana.
Wapres mengingatkan, warga asli Papua dan pendatang merupakan satu kesatuan yang membangun Papua menjadi makmur.
Apalagi, lanjut Wapres, keberadaan warga pendatang juga turut membangun perekonomian di Papua.
Karena itu, ia meminta masyarakat asli dan pendatang tetap bersatu seperti dulu dan tak terpancing dengan isu yang memecah belah mereka.
"Hati-hati kepada kata-kata atau statement yang menyebabkan salah pengertian akibat semua masuk medsos. Medsos itu cepat sekali. Kalau dibiarkan tentu berbahaya," ujar Kalla.
"Jangan lupa, yang pendatang bukan hanya mencari kehidupan tetapi juga bangun daerah. Dia membangun perekonomian daerah. Kalau mereka tidak bersama-sama masyarakat (asli), bangun daerah itu agak sulit," kata Kalla lagi.
Baca juga: 159 Warga NTB di Papua Menunggu Evakuasi
Kerusuhan di Papua yang pertama dipicu perbuatan rasisme di asrama mahasiswa Papua di Jawa Timur.
Peristiwa tersebut memunculkan kerusuhan besar-besaran di Manokwari, Papua Barat. Kerusuhan tersebut juga menyebar ke wilayah Papua lainnya.
Selesai kerusuhan itu, terjadi kerusuhan di Wamena yang berawal dari aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.