Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Minta Tenaga Kesehatan di Wamena Pakai Seragam dan Penanda

Kompas.com - 01/10/2019, 05:53 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta tenaga kesehatan di Wamena, Papua mengenakan jas putih dan penanda bertuliskan "kesehatan".

Menurut dia, ini sebagai penanda agar para tenaga kesehatan tak menjadi sasaran di tengah kerusuhan.

"Kami mengimbau tenaga kesehatan kemana pun pergi harus memakai baju kesehatan, baju dokternya. Kalau bisa ada tulisan 'kesehatan' sehingga tidak meminbulkan kesalahpahaman," ujar Nila di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (30/9/2019).

Ia juga meminta para tenaga kesehatan di Wamena menghindari tempat yang rawan kerusuhan.

Baca juga: Pengungsi Wamena Butuh Pangan, Popok, hingga Pendampingan Psikososial

 

Bila tempat tinggal mereka tak aman, Nila menyarankan mereka tinggal di rumah sakit hingga suasana kondusif.

Nila memastikan, rumah sakit merupakan tempat yang aman karena tak akan menjadi sasaran kerusuhan.

"Kami mengharapkan mereka berada di tempat yang aman bila terusik di tempat tingganya. Sebaiknya pindah di tempat yang aman atau tentu yang paling aman di rumah sakit," ucap Nila.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Papua Silwanus Sumule menyatakan, beberapa dokter muda di Wamena telah meminta dievakuasi karena takut akan kerusuhan yang pecah di sana.

Nila pun menyatakan, tenaga kesehatan yang bertugas di Wamena, Papua masih bertahan di sana.

Mereka tetap bertahan setelah dr Soeko Marsetiyo menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.

"Kami berterima kasih dan apresiasi bahwa mereka tetap tinggal di Wamena. Ini laporan yang kami terima. Masih banyak. Mereka terdiri dari dokter spesialis maupun dokter umum ataupun perawat, dan bidan, dan sebagainya. Mereka masih tinggal di Wamena," ujar Nila di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (30/9/2019).

Adapun dokter Soeko terjebak dalam kerumunan massa dan mengalami cedera di kepala dan bagian tubuh lainnya. Ia mengembuskan napas terakhir pada Senin (23/9/2019).

Tewasnya dr Soeko pada 23 September 2019 setelah sebelumnya sempat mendapat penanganan medis di RSUD Wamena merupakan duka bagi seluruh insan kesehatan di Papua.

Baca juga: Menkes Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Dokter Soeko Marsetiyo

 

Informasi mengenai tewasnya dokter Soeko juga mendapat perhatian khusus dari kantor perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua.

Profesi almarhum sebagai seorang pekerja kemanusiaan seharusnya bisa mendapat perlindungan lebih dari semua pihak.

Nila memastikan, pemerintah bersama TNI dan Polri memberikan dukungan dan perlindungan penuh untuk para tenaga kesehatan yang bertugas di Wamena.

Ia menyatakan, TNI dan Polri akan mengawal tenaga kesehatan yang bertugas di Wamena dan menjamin keselamatan mereka.

Menurut Nila, tenaga kesehatan sipil akan terus berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dari TNI dan Polri yang bertugas di sana sehingga keselamatan tenaga kesehatan sipil di Wamena terjamin.

"Kami juga menitip tenaga kesehatan kami akan dikawal TNI-Polri. Akan tetap dikawal tentu tenaga kesehatan ini," ucap dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com