JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada Senin (23/9/2019) menyebabkan lebih dari 20 orang meninggal dunia.
"Sebanyak 26 orang meninggal dunia, 22 orang adalah masyarakat Papua pendatang," kata Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (24/9/2019).
Menurut Kapolri, empat orang lain yang meninggal dunia adalah masyarakat asli Papua.
"Itu profesinya mulai dari tukang ojek, pekerja ruko, kemudian bekerja di restoran, mereka ada yang dibacok dan dipanah," kata Tito.
Baca juga: Rusuh di Wamena, Polri: 23 Meninggal Dunia dan 77 Orang Luka-luka
Angka yang disebut Tito Karnavian ini bertambah dari jumlah korban yang dikemukakan Polri pada Selasa pagi.
Sebelumnya, Polri menyebut bahwa korban meninggal dunia disebut 23 orang dan 77 orang luka-luka.
Tito menjelaskan, mereka meninggal dunia akibat kekerasan yang terjadi saat kerusuhan di Wamena. Ada juga yang meninggal karena tempat tinggalnya dibakar.
"Mereka meninggal akibat luka bacok dan akibat terbakar, di dalam rumahnya atau rukonya yang dibakar," ujar Kapolri.
Baca juga: Kerusuhan Wamena: Rasisme atau Tawuran Pelajar?
Selain korban meninggal dunia, Tito juga menyebut bahwa ada 66 orang terluka akibat kerusuhan itu. Mereka yang terluka kemudian dibawa ke rumah sakit di Wamena.
Namun, ada juga korban yang perlu dirujuk karena fasilitas tak memadai.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun sudah menyiapkan pesawat untuk korban yang perlu dirujuk ke Jayapura.
"Ada rumah sakit yang representatif di Jayapura, termasuk rumah sakit di KRI Soeharso yang ada di situ," kata Kapolri.
Menurut Tito Karnavian, situasi di Wamena saat ini sudah terkendali. Akan tetapi, polisi masih mengantisipasi agar situasi tak lagi memanas.
"Kami waspada sehingga kami menambah pasukan," kata Kapolri.
"Tadi pagi kami menambah pasukan lagi, tak perlu disebutkan berapa yang penting kita perkuat keamanan di sana," tuturnya.
Baca juga: Wamena Papua Lumpuh, Masyarakat Lebih Memilih Mengungsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.