Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusuh di Wamena, Presiden Jokowi Imbau Warga Tak Mudah Termakan Hoaks

Kompas.com - 23/09/2019, 18:50 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, hari ini, disebabkan karena tersebarnya hoaks. Jokowi pun mengimbau masyarakat Papua tak mudah terprovokasi kabar bohong.

"Isu anarkistis ini dimulai dan berkembang karena adanya berita hoaks. Oleh sebab itu saya meminta agar masyarakat setiap mendengar, setiap melihat di medsos dikroscek dulu," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/9/2019).

"Dicek terlebih dahulu jangan langsung dipercaya karena itu akan menganggu stabilitas keamanan dan politik di setiap wilayah," sambungnya.

Baca juga: Fakta Baru Kerusuhan Wamena, 16 Orang Tewas hingga Ribuan Warga Mengungsi

Jokowi juga mengimbau masyarakat jangan sampai merusak fasilitas umum. Sebab, fasilitas itu adalah milik bersama.

"Jangan sampai ada kerusakan-kerusakan yang diakibatkan dari anarkisme," ucap Jokowi.

Sementara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada pihak yang sengaja memprovokasi kerusuhan di Wamena, Papua, menjelang sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

Menurut Moeldoko, provokasi ini datang dari pihak di dalam negeri. Tapi ada indikasi juga bahwa provokasi didalangi pihak asing.

"Ya harapannya kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat. Sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya kemana," kata dia.

Menurut dia, Presiden sudah memanggil Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait kerusuhan di Wamena.

Presiden memberi instruksi kepada Panglima dan Kapolri agar aparat bertindak proporsional dan profesional dalam menangani kerusuhan.

Kerusuhan pecah di Wamena, pada Senin pagi. Aktivitas ekonomi di sejumlah wilayah di kota itu lumpuh. Sejumlah gedung pun dibakar. Sementara Kantor Bupati Jayawijaya dilempari batu.

Masyarakat memilih mengungsi ke kantor polisi dan TNI.

Baca juga: 16 Warga Tewas dan 65 Terluka Saat Kerusuhan Pecah di Wamena, Papua

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengatakan aksi anarkistis di Wamena dipicu kabar hoaks yang berisi seorang guru mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.

"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujar Rudolf di Jayapura, Senin (23/9/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com