Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Erdogan Sebut Jokowi "My Brother" di Depan Dubes RI

Kompas.com - 24/08/2019, 18:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Duta Besar RI untuk Republik Turki Lalu Muhamad Iqbal menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden RI kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam upacara yang berlangsung di Istana Kepresidenan Kulliyesi, Ankara, Jumat (23/8/2019).

Dalam pembicaraan bilateral usai Upacara Penyerahan Surat Kepercayaan yang didahului dengan Upacara Penghormatan oleh Pasukan Khusus Kepresidenan (presidential guard), Presiden Erdogan beberapa kali menyebut Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan sapaan "my brother" atau "saudaraku".

"Di setiap pertemuan di mana kami hadir, saya selalu menyempatkan diri bertemu dengan brother Widodo," ucap Presiden Erdogan kepada Dubes Iqbal, sebagaimana disampaikan melalui keterangan tertulis KBRI Ankara dan dikutip Antara, Sabtu (24/8/2019).

Baca juga: Erdogan: Warga Minoritas Muslim Hidup Bahagia di Xinjiang

Presiden Erdogan merujuk ceritanya tersebut ketika bertemu dengan Presiden Jokowi di Osaka, Jepang, beberapa waktu lalu.

Pembicaraan bilateral antara Presiden Erdogan dengan Dubes RI tersebut berlangsung di ruang tamu Istana Kepresidenan Kulliyesi, yang menjadi simbol Turki baru.

Iqbal sendiri mengatakan, Presiden Erdogan sangat memberikan perhatian khusus kepada Indonesia.

"Dalam diskusi yang sangat interaktif, sangat jelas bahwa Presiden Erdogan memberikan perhatian khusus kepada Indonesia. Indonesia dan Presiden Jokowi punya tempat khusus di hati beliau," kata Dubes Iqbal menceritakan suasana diskusinya dengan Presiden Erdogan.

Satu Jam Lebih

Dalam diskusi tersebut, Presiden Erdogan didampingi oleh Penasihat dan Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin serta Dirjen Asia Pasifik Kemlu Namik Guner Erpul.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal di Kantor Kemenlu RI, Jakarta, Senin (19/3/2018).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal di Kantor Kemenlu RI, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Sementara, Dubes Iqbal didampingi oleh keluarga dan Wakil Dubes RI untuk Turki Hikmat Moeljawan serta Atase Pertahanan KBRI Ankara Sjaiful Thalib.

Baca juga: Awal 2020, Erdogan Akan Berkunjung ke Indonesia

Iqbal menambahkan, perbincangan dirinya dengan Presiden Erdogan berlangsung cukup lama. Bahkan, lebih lama dibandingkan saat Presiden Erdogan berbincang dengan dubes negara lain.

"Duta besar lain pada umumnya mendapatkan kesempatan berbicara dengan beliau (Erdogan) sekitar 15 sampai 30 menit. Sedangkan kami mendapatkan kesempatan satu jam lebih dan diminta bersama keluarga," ujar Iqbal.

"Ini sebuah kehormatan buat saya dan bangsa yang saya wakili. Ini menunjukkan bahwa Indonesia punya tempat khusus di hati beliau," lanjut dia.

Dalam pembicaraan bilateral tersebut, Presiden Erdogan dan Dubes Iqbal membahas berbagai isu bilateral, antara lain rencana kunjungan Presiden Erdogan ke Jakarta, rencana perluasan kerja sama industri pertahanan menjadi kerja sama pertahanan, penyelesaian perjanjian perdagangan bebas kedua negara serta kerja sama penanggulangan terorisme.

Baca juga: Erdogan Jadi Pendamping di Pernikahan Mesut Oezil

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Erdogan juga berbicara dengan kedua putri Dubes Iqbal, Baiq Renaisantya dan Baiq Sophie, mengenai studi, aktivitas dan makanan kesukaan mereka di Turki.

Selain Indonesia, tiga dubes lainnya yakni dari Filipina, Mali dan Irak. Mereka mendapat kesempatan menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Erdogan pada hari yang sama.

Indonesia mendapatkan giliran pertama untuk menyerahkan surat kepercayaan.

Dubes Iqbal sendiri mulai menjalankan tugas secara resmi pada awal Juni 2019. Iqbal yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, dilantik menjadi Dubes RI untuk Turki oleh Presiden RI pada 7 Januari 2019.

Dengan telah menyerahkan surat kepercayaan tersebut, diharapkan Iqbal akan lebih mudah menjalankan tugas-tugasnya sesuai tata krama diplomatik. 

 

Kompas TV Syamsuri Firdaus adalah qori muda asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Ia meraih juara satu pada MTQ internasional, yang digelar di Istanbul, Turki, 26 Mei 2019. Penghargaan untuk Syamsuri diserahkan langsung presiden Turki, Recep Tayip Erdogan. Syamsuri yang masih berstatus mahasiswa di Universitas Indoensia ini, mengalahkan 68 negara peserta MTQ lainnya.<br /> Tiba di tanah air, Syamsuri diundang Presiden Joko Widodo ke istana untuk diberi hadiah. Presiden juga berpesan agar ia terus berprestasi dan mensyiarkan al-quran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com