Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selasa Pagi, Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Sedang

Kompas.com - 06/08/2019, 07:14 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - AirVisual mencatat Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 67 yang termasuk dalam kategori sedang dengan konsentrasi partikulat (PM 2,5) sebesar 19,9 ug/meter kubik pada pukul 06.00 WIB, Selasa (6/8/2019).

Angka polusi udara yang diukur tersebut menjadikan Jakarta untuk sementara berada di peringkat ke-26 kualitas udara di dunia.

Untuk sementara hingga pukul 06.00 WIB, kota dengan kualitas udara buruk ditempati oleh Dhaka, Bangladesh dengan angka 160.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Membaik Setelah Pemadaman Listrik

Berdasarkan laman AirVisual, kualitas udara kurang baik di wilayah Pegadungan, Jakarta Barat, tercatat paling tinggi di antara wilayah lain di DKI Jakarta, yaitu pada angka 116 dengan konsentrasi parameter PM2,5 sebesar 41,8 ug per meter kubik.

Kualitas udara di Pegadungan tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Baca juga: Anies Sebut Jangan Ada Spekulasi soal Turunnya Polusi Udara Jakarta akibat Listrik Padam

Wilayah berikutnya diduduki Kemayoran dengan catatan angka sebesar 107 dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 38 ug per meter kubik, juga termasuk tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Selanjutnya, di Kedutaan AS di Jakarta Selatan mencatatkan kualitas udara sedang dengan angka 91, sementara konsentrasi PM 2,5 di wilayah itu mencapai 31 ug per meter kubik.

Di Mangga Dua Selatan tercatat angka 72 dengan konsentrasi PM 2,5 mencapai 21,9 ug per meter kubik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com