Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Doa Kebangsaan di Istana, Jokowi Harap Cita-cita Kemerdekaan Terwujud

Kompas.com - 01/08/2019, 21:48 WIB
Ihsanuddin,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Istana Kepresidenan menggelar doa kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan ke-74 RI.

Presiden Jokowi dalam kesempatan itu mengajak semua pihak untuk mempererat persatuan dan persaudaraan.

"Karena potensi besar kita dimulai dengan adanya rasa persatuan, rasa persaudaraan kita sebagai saudara, sebangsa, dan se-Tanah Air," kata Jokowi dalam sambutannya di halaman Istana Merdeka, Kamis (1/8/2019) malam.

Baca juga: Sambil Menangis, Siswi SMP Tembus Paspampres dan Beri Gitar ke Jokowi

Jokowi menyatakan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus memiliki cita-cita dan mimpi yang besar.

Namun, masalah dan tantangan besar juga menanti di depan mata. Kendati demikian, ia optimistis cita-cita itu bisa terwujud jika masyarakat Indonesia bersatu.

"Insyaallah semuanya bisa kita atasi sehingga cita-cita kemerdekaan yang dikumandangkan 74 tahun lalu bisa terwujud," kata dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengajak semua pihak menjaga kearifan lokal dan nasional.

Jokowi menyatakan, sebuah bangsa yang bersatu akan bersama-sama mengatasi setiap permasalahan yang ada.

"Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Semoga Allah senantiasa melindungi para pimpinan para habaib, ulama, tokoh agama, dan semoga Allah senantiasa teguhkan hati kita dalam melakukan kebaikan," ujar dia. 

Dalam acara doa kebangsaan ini, Jokowi turut didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istrinya Mufidah Kalla juga hadir dalam acara itu.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Ketum PBB Mengaku Tak Enak Minta Jatah Menteri

Selain itu, hadir sejumlah tokoh, antara lain Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), serta Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Hadir pula Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie.

Selain itu, ada Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI) Indonesia Hamdan Zoelva, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran Ketapang Ustaz Yusuf Mansur, para ulama, pemuka agama, dan tamu undangan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com