JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo terus mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk terus mengembangkan produk kerajinan tangan.
Ia menilai produk-produk kerajinan tangan dalam negeri mempunyai kualitas yang sangat baik dan bisa ikut bersaing di pasar global.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi usai meninjau pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang digelar Bank Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
"Saya melihat produk-produk UKM yang didampingi dikawal dan dibina oleh BI ini ada lompatan dari sisi kualitas. Baik kualitas kemasan, kualitas bangun brand, saya lihat bagus," ujar Jokowi.
"Kemudian desain berubah sangat drastis dan mulai dimasukkan ke marketplace, ke digital. Nanti kalau sudah ketemu semuanya bukan hanya marketplace di Indonesia tapi global marketplace," kata dia.
Baca juga: Minggu, Jokowi Akan Sampaikan Pidato sebagai Presiden Terpilih
Pantauan Kompas.com, Jokowi berkeliling meninjau produk-produk yang dipamerkan selama sekitar 20 menit. Ia didampingi Gubernur BI Perry Warjiyo, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Selain melihat barang-barang yang dipamerkan, Jokowi juga sempat berdialog dengan para pelaku usaha yang berada di lokasi.
"Cara-cara yang dilakukan BI ini sangat bagus. Diseleksi, saya lihat ada seleksi. Ada yang menguratori, memang prosesnya seperti itu. Sehingga ketemu produk-produk premium, produk-produk dengan kualitas tinggi. Dijual harga berapapun orang akan senang," kata mantan pengusaha mebel ini.
Jokowi menilai, lewat produk-produk kerajinan tangan yang berkualitas inilah Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain. Sebab, Indonesia memang belum mampu bersaing jika diukur dari segi kuantitas.
"Jangan masuk yang mass product, itu bersaing kita kalah dengan negara-negara yang sudah memproduksi secara massal. Ya yang bener ya seperti ini produk-produk handicraft, yang penuh dengan keterampilan tangan. Handmade. Kekuatan kita ada di situ," kata dia.
"Coba dilihat produk-produk yang ada di sini. Semuanya kelihatan kelasnya. Masuknya di situ. Kalau kita misalnya UKM kita masuknya ke produk-produk massal, ya kalah dengan barang-barang dari negara lain," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.