Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Titik Terang, Ini 5 Fakta Terbaru Seputar Penembakan Korban Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 20/06/2019, 08:18 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investigasi yang dilakukan polisi mengenai penyebab korban tewas saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta maju satu langkah.

Polisi sudah mengantongi tipe proyektil yang bersarang di tubuh para korban. Sebanyak dua proyektil ditemukan dari korban tewas, Abdul Azis dan Harun Al Rasyd.

Sementara, sebuah proyektil lainnya diamankan polisi dari korban selamat dengan nama Zulkifli. Ia tertembak di bagian paha. Kini, Zulkifli sudah pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan.

Secara keseluruhan, terdapat 9 korban tewas dari peristiwa tersebut.

Berikut fakta-fakta perihal temuan terbaru polisi mengenai proyektil tersebut:

1. Berkaliber 5,56 milimeter dan 9 milimeter

Polisi mengungkapkan bahwa proyektil yang ditemukan dari korban kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta terdiri dari kaliber 5,56 milimeter dan 9 milimeter.

"Dari hasil laboratorium forensik 3 proyektil yang didapat di tubuh dugaan adalah pelaku perusuh, itu kaliber 5,56 milimeter, dan kaliber 9 milimeter," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019).

 

2. Kondisi proyektil 9 milimeter rusak

Dedi menambahkan, kondisi proyektil dengan kaliber 9 milimeter ditemukan dalam kondisi pecah. Hal itu sedikit menghambat uji alur senjata yang dilakukan aparat.

"Namun demikian yang kaliber 9 milimeter itu tingkat kerusakan proyektilnya cukup parah karena pecah sehingga untuk uji alur senjata itu ada sedikit kendala," katanya.

 

3. Masih dalami jenis senjata dan penggunanya

Polisi masih mendalami pengguna dan jenis senjata yang digunakan untuk melepas peluru berkaliber 5,56 milimeter dan 9 milimeter saat kerusuhan.

"Yang 5,56 milimeter itu juga sudah diketahui untuk kalibernya. Cuma senjata yang digunakan masih didalami karena senjata ini kan sulit, siapa yang menggunakan senjata ini untuk menembakkan dengan menggunakan kaliber 5,56 dan 9 milimeter," ujar Dedi.

 

4. Kendala

Dedi menuturkan peluru tersebut dapat berasal dari senjata standar yang digunakan aparat Kepolisian maupun TNI hingga senjata rakitan.


Ia mencontohkan seperti teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menggunakan peluru standar tetapi dengan senjata rakitan.

"Contoh konflik di Papua, di Maluku, termasuk tersangka-tersangka teroris MIT. Itu kan dia mendapat peluru organik, cuma senjata yang digunakan itu sebagian besar senjata rakitan," tutur dia.

Selain itu, kesulitan lain adalah polisi juga harus menemukan pembanding senjatanya hingga mencari penembak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com