JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo menyebut aksi yang dilakukan Anarko Sindikalisme baru muncul pada peringatan Hari Buruh 2019.
Pada hari buruh tahun lalu, kata Dedi, belum ada aksi-aksi seperti tindakan kelompok Anarko.
"Pada Hari Buruh 2018 kemarin belum ada upaya-upaya yang sifatnya memprovokasi, memancing keonaran, vandalisme, secara masif, dan perusakan fasilitas umum," ujar Dedi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).
Menurut Dedi, kelompok tersebut baru muncul tahun ini lantaran sudah memiliki jumlah anggota yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Polisi Tetapkan 4 Anggota Anarko Sindikalisme Jadi Tersangka
Kelompok Anarko Sindikalisme, lanjutnya, ada di sejumlah wilayah, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Bandung, dan Makassar. Anggota kelompok terdiri dari pelajar SMP hingga mahasiswa.
"Jumlah mereka saat ini boleh dikatakan ya cukup banyak di beberapa wilayah tersebut. Saya sampaikan juga, mereka terdiri dari usia-usia tanggung, masih mencari jati diri, dan sangat mudah dipengaruhi," ungkapnya kemudian.
Sebelumnya, kelompok Anarko Sindikalisme membuat kerusuhan saat peringatan Hari Buruh atau May Day di Bandung, pada Rabu (1/5/2019).
Pada hari yang sama, kelompok serupa juga melakukan aksi anarkistis di dua kota lainnya, yaitu Makassar dan Malang.
Baca juga: Polisi: Lewat Grup Whatsapp, Kelompok Anarko Rencanakan Aksi Vandalisme
Untuk kejadian di Bandung, berdasarkan data sementara, tercatat ada 619 orang dari kelompok Anarko yang diamankan saat kerusuhan di Hari Buruh.
Selain di Bandung, gerombolan perusuh berbaju hitam itu merusak gerai McDonald's di Makassar. Setelah kejadian ini, dua pemuda di Makassar diamankan pihak kepolisian.
Sementara di Kota Malang, kelompok tersebut melakukan aksi vandalisme di Jembatan Kahuripan yang merupakan cagar budaya.