Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12.000 Orang Mengungsi Akibat Banjir dan Tanah Longsor Bengkulu

Kompas.com - 30/04/2019, 16:13 WIB
Christoforus Ristianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir dan tanah longsor yang menerjang Provinsi Bengkulu membuat 12.000 orang terpaksa mengungsi.

Sementara itu, korban meninggal dunia juga terus bertambah. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 30 April 2019 pukul 08.30 mencatat korban meninggal dunia sudah mencapai 29 orang.

"Tercatat 29 orang meninggal dunia dan 13 orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNBP, Jakarta Timur, Selasa (30/4/2019).

Sebanyak 13 orang, lanjut Sutopo, masih dinyatakan hilang serta empat orang alami luka-luka. Total hingga saati ini terdapat 13.000 orang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Bengkulu.

Baca juga: Bengkulu Tetapkan Status Bencana Daerah Selama Tujuh Hari

Ia menuturkan, korban banjir dan tanah longsor berasal dari sembilan kabupaten dan kota.

"Di antaranya Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Seluma, dan Kota Bengkulu," jelasnya.

Selain korban jiwa, seperti diungkapkan Sutopo, bencana ini juga mengakibatkan kerugian materi, meliputi 184 unit rumah rusak, 7 unit fasilitas pendidikan rusak, dan 211 hewan ternak mati. Selain itu, 40 infrastruktur, seperti jembatan dan ruas jalan rusak, serta 9 sarana prasarana perikanan dan kelautan juga rusak.

Sutopo mengungkapkan, saat ini BNPB terus melakuakan evakuasi. Ia menyebut daerah terdampak yang paling parah adalah Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Kecamatan yang terisolir ada Pagar Jati, Mergi Sakti, sementara wilayah Gunung Bungkuk merupakan daerah dengan korban meninggal dunia terbanyak," ujarnya.

Sutopo memastikan penanganan darurat terus dilanjutkan dengan fokus pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan korban luka-luka, pelayanan pengungsi, perbaikan darurat sarana, dan prasarana umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com