Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Instruksikan Sistem Kerja "Shift" bagi Anggota yang Amankan Pemilu

Kompas.com - 25/04/2019, 17:30 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan, Polri sudah menyampaikan ke seluruh jajaran kepolisian untuk melakukan sistem kerja bergantian atau shift bagi anggota polisi yang bertugas dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.

Hal itu dilakukan mengingat hingga Kamis (25/4/2019), sudah ada 16 anggota kepolisian yang gugur dalam menjalankan tugas mengawal surat suara.

"Evaluasi dari asisten sumber daya manusia Polri sudah memberikan telegram berupa arahan, khususnya anggota Polri yang melaksanakan tugas pengamanan di PPK saat ini maupun nanti mengawal logistik hingga ke KPUD itu harus bekerja secara gantian, atau shift," ujar Dedi di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Baca juga: 16 Polisi Gugur di Pemilu 2019, Naik 100 Persen dari Pemilu 2014

Dedi menambahkan, setiap Polda juga harus memberikan tambahan asupan kepada anggota kepolisian dalam rangka menjag stamina hingga pengumuman resmi KPU pada 22 Mei 2019.

Anggota polisi, lanjut Dedi, yang bertugas di PPK saat ini sudah bekerja secara bergantian. Namun, untuk anggota yang menjaga di tempat pemungutan suara (TPS) masih bekerja secara full.

"Kalau yang di TPS kan itu full, dari mulai mengawal logistik pemilu di gudang penyimpanan sampai ke TPS. Waktu pengamanan yang dilakukan anggota kepolisian cukup panjang sampai ke PPK," paparnya.

Dedi mengungkapkan, waktu dan sistem pemilu yang panjang membuat anggota kepolisian yang bertugas kewalahan hingga akhirnya gugur.

Ia menjelaskan, anggota kepolisian yang gugur dalam mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2019 naik 100 persen dibandingkan Pemilu 2014. Desain pemilu serentak yang menguras fisik penyelenggara dan petugas keamanan dinilai menjadi faktor utama.

"Saat ini mengalami peningkatan 100 persen. Di 2014, total ada delapan anggota kepolisian yang gugur, saat ini di Pemilu 2019 update-nya sudah ada 16 orang," ujarnya.

Kenaikkan tersebut, tutur Dedi, diakibatkan penyelenggaraan Pemilu 2019 memiliki durasi waktu yang lama dibandingkan Pemilu lima tahun sebelumnya. Polisi pada pemilu bertugas mengamankan TPS penghitungan dan pengawalan surat suara

Baca juga: INFOGRAFIK: #IndonesianElectionHeroes, Petugas Pengawas yang Gugur pada Pemilu 2019

Pada Pemilu 2014, lanjutnya, sebagian besar proses pelaksanaannya selesai pada sore hari.

"Kalau yang tahun 2019 ini, penghitungan bisa sampai sekian lama kan, penghitunganya bisa sampai 8 jam bahkan sampai pagi baru selesai. Pagi selesai, kemudian cek lagi seluruh kelengkapan dan surat suara, kemudian kawal lagi ke PPK," jelasnya.

Kompas TV Polisi pahlawan pemilu yang gugur dapat penghargaan. Di balik pesta demokrasi 17 april lalu. Ada pahlawan-pahlawan pemilu yang gugur saat jalankan tugas. Polri kehilangan 11 anggotanya yang tugas mengamankan pemilu. Di antaranya, Ipda Supri di Pasuruan, meninggal akibat kelelahan menjaga TPS. Aipda Stef Pekuali di NTT meninggal kecelakaan usai menjaga TPS. Di Kaltim, AKP suratno, meninggal di hari pemungutan suara usai salat Polri memberikan penghargaan bagi 11 anggota Polri yang gugur, berupa kenaikan pangkat luar biasa, bea siswa anak, & santunan dari Kapolri. #pahlawanpemilu #pejuangpemilu #pilpres2019 #polisigugur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com