Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Kelompok JAD Gunakan "WhatsApp" untuk Koordinasi

Kompas.com - 01/04/2019, 15:44 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bandung menggunakan aplikasi bertukar pesan Whatsapp untuk berinteraksi dengan jaringan teroris di Lampung dan Jawa Timur.

"Komunikasinya melalui jejaring media sosial, lewat WA. Mereka (kelompok Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur) punya WA ya," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap terduga teroris berinisial WP alias Sahid di rumah kontrakannya di desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Bandung.

Baca juga: Perwakilan Mabes Polri Kunjungi Mantan Napi Teroris di Lamongan

WP merupakan anggota kelompok JAD wilayah Jawa Barat. Polri memprediksi, anggota JAD Jawa Barat sekitar enam sampai delapan orang.

Dedi menyebutkan seseorang di Jawa Timur merupakan pengarah dalam rencana aksi amaliyah yang akan dilakukan WP dan kelompoknya.

"Otaknya di Jatim," ucapnya.

Saat ini, lanjut Dedi, Densus 88 masih mencari anggota kelompok JAD wilayah Jawa Barat. WP dan anggota lainnya merencanakan aksi merampok mobil pengisi ATM di Jawa Timur.

Hasil rampokannya tersebut dijadikan modal membeli peralatan guna merakit bom. Teror menggunakan bom rencananya dijalankan di Jawa Timur dan Jawa Barat. 

Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bandung

Diakui Dedi, Densus 88 sudah memetakan rencana amaliyah di Jawa Timur. 

"Masih dilakukan pengejaran juga oleh Densus 88. Rencana serangan ada di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jawa Timur," ungkapnya kemudian.

Dedi menuturkan kelompok JAD Jawa Barat juga ahli dalam merakit bom. Maka dari itu, Densus 88 kini masih dalam tahap pengejaran dan pengembangan sebelum aksi itu dilakukan.

Kompas TV Satgas Operasi Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata di Desa Marete, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tiga orang anggota teroris Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang dilaporkan tewas. Tiga orang yang dilaporkan tewas adalah anggota Mujahidin Indonesia Timur yang kini dipimpin Ali Kalora. Terkait baku tembak tersebut belum ada keterangan resmi dari otoritas Satgas Operasi Tinombala maupun kepolisian. Namun beberapa hari lalu Mabes Polri menyebut kelompok Ali Kalora sudah terpisah jadi dua bagian dan melakukan pelarian ke beberapa desa. Anggota MIT yang masuk daftar pencarian orang terus menyusut karena banyak yang menyerah dan tewas. Ali Kalora memimpin MIT setelah Santoso ditembak mati pada tahun 2016. #SatgasTinombala #KelompokSantoso #DPOTeroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com