Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Indonesia Harap Pemilih Bijak dan Cerdas di Pemilu 2019

Kompas.com - 27/03/2019, 13:45 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Google Indonesia berharap masyarakat bersikap bijak dan cerdas dalam menentukan pilihannya di Pemilu 2019.

Hal itu merespons banyaknya hoaks dan disinformasi di dunia maya terkait Pemilu 2019. Fenomena maraknya hoaks dan disinformasi dinilai bisa terjadi di negara-negara yang akan melaksanakan Pemilu.

Hal itu disampaikan oleh Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia, Putri Alam dalam Media Briefing Jelang Pemilu, di Kaum Jakarta, Rabu (27/3/2019).

"Harapannya supaya pemilih indonesia itu lebih cerdas dan lebih mengetahui dan lebih bijak. Dan paling penting berpartisipasi. Kalau kita aja (Google Indonesia) excited untuk aktif mendukung pemilu, kita ingin masyarakat juga tentu ikut berpartisipasi," kata Putri.

Baca juga: KPU Tak Rela Pemilih Jadi Irasional gara-gara Hoaks dan Disinformasi

Untuk mendukung pemilih, Google Indonesia menempuh tiga strategi, yaitu membuat sistem rating situs yang mementingkan kualitas, menangkal pihak yang tak bertanggungjawab dan memberikan konteks kepada pemilih.

Sistem rating situs, memungkinkan situs-situs informasi terpercaya bisa berada di peringkat teratas dalam mesin pencarian. Hal ini guna mendukung pemilih mendapatkan informasi yang kredibel dalam Pemilu 2019.

"Kita ingin men-surface authoritative sources, sumber-sumber informasi yang terpercaya pasti akan tingkatannya di Google Search lebih awal," kata dia.

Kedua, menangkal pihak yang tak bertanggungjawab (bad actors). Menurut Putri, pihak-pihak yang terindikasi berniat jahat dan mengganggu proses pemilihan dengan hoaks dan disinformasi, segera ditangkal Google.

Baca juga: Wiranto: Siapa Bilang Pemerintah Enggak Kerja? Itu Hoaks, Lawan!

"Jadi kalau pelaku-pelaku yang jelas punya niat jahat, di Google akan di-take down. Ketiga, giving users more context. Jadi masyarakat dikasih banyak lagi sudut pandang dari berbagai segi," katanya.

Putri menilai melawan hoaks dan disinformasi merupakan hal penting. Oleh karena itu perlu kerja sama banyak pihak guna memastikan pemilih bisa mendapatkan akses informasi yang berkualitas.

"Dan yang tidak kalah penting, kami juga melakukan upaya-upaya di luar cakupan produk kami untuk mendukung ekosistem jurnalistik yang sehat, bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan dan peneliti, serta mengantisipasi risiko-risiko," katanya.

"Kami sangat terbuka untuk melakukan dialog konstruktif dengan pemerintah, organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan pers mengenai solusi lebih lanjut. Kami berfokus untuk mendukung jutaan warga Indonesia yang akan memberikan suara mereka dalam pemilu mendatang," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com