Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Instrumen Memantau Dana Transfer Daerah Pendidikan, Ini Jawaban Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno

Kompas.com - 17/03/2019, 22:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Haji Ma'ruf Amin bertanya kepada calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno, instrumen apa yang sebaiknya digunakan oleh pemerintah untuk memantau ketepatan sasaran dana transfer daerah bidang pendidikan.

Hal itu ditanyakan Ma'ruf di dalam debat ketiga Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam.

Namun, dalam jawaban pertamanya, Sandiaga tidak menyinggung tentang instrumen yang ditanyakan oleh Ma'ruf.

Baca juga: Sandi: Riset Menumpuk dan Mengumpulkan Debu, Apa Masalah Sebenarnya?

Sebaliknya, Sandiaga membeberkan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang dikerjakan bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Di mana bukan hanya sistem pendidikan saja yang dicover, tapi juga ditambah dengan asupan bergizi tinggi kepada penerima manfaat," ujar Sandiaga.

Setelahnya, Sandiaga menyinggung instrumen yang ditanyakan Ma'ruf. Dia mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengatakan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp 400 triliun bagi dunia pendidikan belum menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Baca juga: Ada Infrastruktur Langit, Maruf Yakin 3.500 Startup akan Tumbuh

Oleh sebab itu, Sandiaga mengatakan, instrumen yang harus digunakan untuk memonitor efektivitas anggaran pendidikan bagi rakyat adalah mekanisme yang ada di pemerintah daerah.

NDP dan Dapodik

Ma'ruf yang mendapatkan kesempatan merespons jawaban Sandiaga mengungkapkan hal berbeda.

Baca juga: Jawab Sandiaga, Maruf Paparkan Solusi untuk Turunkan Angka Pengangguran Muda

Ia berpendapat, seharusnya instrumen yang digunakan adalah Neraca Pendidikan Daerah (NDP) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

"Dengan kedua instrumen ini, saya harapkan pusat dapat memantau output dana transfer daerah pada pendidikan yang dialirkan oleh kementerian dan lembaga. Dengan demikian, dana transfer daerah bisa dipantau outputnya dan bisa dilihat," ujar Ma'ruf.

Kompas TV Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, memprediksi debat ketiga antara Ma’ruf Amin dan Sandaga Uno tidak akan saling serang. Gun Gun juga menilai, debat ketiga dengan sub tema pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, sosial, dan budaya ini, Sandiaga Uno dibebankan kepada status Ma’ruf Amin sebagai seorang senior. Gun Gun memprediksi, Sandi tidak ingin memunculkan kesan tidak sopan kepada Ma’ruf Amin yang merupakan seorang ulama. #DebatKetigaCawapres #GunGunHeryanto #RumahPemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com