Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko: Sandal Hilang di Masjid, Pak Jokowi yang Disalahkan...

Kompas.com - 14/03/2019, 22:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa saat ini muncul fenomena penggiringan opini publik dari pihak-pihak tertentu untuk melemahkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

"Ini fenomena yang baru dan lucu sedang berjalan di Indonesia. Ada penggiringan opini berjalan terus menerus, semua persoalan dikaitkan dengan Pak Jokowi," kata Moeldoko saat dijumpai di sela kegiatannya mendampingi Presiden Jokowi di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (14/3/2019). 

"Bahkan, sandal hilang di masjid pun Pak Jokowi yang disalahkan," lanjut mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko berkaca pada dua pernyataan. Pertama, pernyataan yang baru saja dilontarkan Bahar bin Smith usai menjalani persidangan sebagai terdakwa kasus dugaan penganiayaan di Kota Bandung, Kamis siang.

Baca juga: Zulkifli Kritik Moeldoko dan Neno Warisman yang Pakai Istilah Perang Terkait Pilpres

Bahar menyinggung, perkara yang menjeratnya ini merupakan bentuk ketidakadilan dari Jokowi sebagai kepala negara. Ia pun mengeluarkan kalimat bernada ancaman kepada Jokowi.

"Tunggu saya keluar. ketidakadilan hukum dari Jokowi, tunggu saya, akan dia rasakan," ungkap Bahar.

Kedua, pernyataan dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Sebelumnya, Arief menyalahkan Jokowi terhadap kasus penyalahgunaan narkotika oleh mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief.

"Andi Arief itu cuma menjadi korban kegagalan Pemerintah Joko Widodo dalam pemberantasan narkoba di Indonesia," kata Arief.

Moeldoko menegaskan, penggiringan opini tersebut perlu dihentikan. Masyarakat juga perlu diluruskan agar tidak terbawa dengan opini tersebut.

"Ada sebuah anomali berpikir kita. Ini perlu diluruskan negara, agar masyarakat tidak seenaknya mengarahkan sasarannya kepada Pak Jokowi khususnya. Karena memangsituasi sekarang ini cukup mendukung bagi kelompok tertentu mengarahkan sasarannya kepada Pak Jokowi," ujar Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com