Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Aksi Damai di KPU Jumat Besok Diingatkan untuk Tak Kampanye

Kompas.com - 28/02/2019, 23:04 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Umat Islam (FUI) berencana menggelar aksi damai 'Putihkan KPU' di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (1/2/2019). KPU menyatakan siap menerima dan melayani aspirasi FUI.

"Setiap orang atau kelompok organisasi boleh menyuarakan aspirasinya, mau disuarakan di KPU di manapun tidak masalah. KPU tentu akan melayani menerima aspirasi mereka," kata Ketua KPU Arief Budiman di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat (28/2/2019).

Namun demikian, Arief berharap massa bijak dan bertanggung jawab dalam aksi mereka.

"Kami juga tentu berharap mereka bisa bijak dalam menggunakan hak-hak mereka, kemudian juga tanggung jawab," ujar Arief.

Dihubungi secara terpisah, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengapresiasi rencana FUI yang mendorong penyelenggara pemilu bersikap netral dan jujur melalui aksi masa.

Tetapi, Bagja meminta supaya massa tak kampanye dalam aksi.

Baca juga: Ada Aksi Damai FUI di Gedung KPU Besok, Polisi Terjunkan 4.000 Personel

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak Bawaslu juga akan turun langsung untuk mengawasi.

"Kami juga harapkan tidak melanggar aturan karena bisa dikategorikan sebagai kampanye rapat umum," kata Bagja.

Ia menjelaskan, metode kampanye rapat umum atau kampanye di tempat terbuka baru boleh dilakukan 21 hari jelang masa akhir kampanye, yaitu 24 Maret-13 April 2019.

Kompas TV Ketua KPU Arief Budiman menyatakan KPU akan menyisir data Warga Negara Asing yang berpotensi masuk dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2019. Meski demikian Arief Budiman mengaku belum ada permintaan resmi dari Kementrian Dalam Negri terkait hal tersebut. Arief menambahkan KPU pusat masih menunggu laporan data dari anggotanya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Namun Arief mengaku KPU sudah melakukan pendataan dari rumah ke rumah dan tidak ada Warga Negara Asing yang masuk dalam daftar pemilih tetap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com